Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Recent Comments

Al Hikam 23 - (Lakukan Amal) Jangan Menunggu Kosongnya Penghalang, Sebab Demikian Itu Memutus Muraqabah, Padahal Allah Menempatkanmu Di Dalamnya

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb   

"لا تترقب فراغ الأغيار ، فإن ذلك يقطعك عن وجود المراقبة له، فيما هو مقيمك فيه"


"(lakukan amal) jangan menunggu kosongnya penghalang, sebab demikian itu memutus muraqabah, padahal Allah menempatkanmu di dalamnya."


Kehidupan ini dipenuhi berbagai penghalang, penghambat dan yang menjadikan lalai dari tujuan inti hidup yaitu totalitas dalam ibadah.

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imron: 14)

QS. Ali Imron: 14 menjelaskan hal itu. Bahwa kehidupan manusia dihiasi rasa senang pada wanita, anak, harta dst. semata sebagai ujian dari Allah. Sekuat apapun seseorang ingin membebaskan diri dari kesibukan-kesibukan yang membuat lalai, selama kakinya masih berpijak di dunia, tidak akan bisa. Sebab kesibukan-kesibukan itu adalah piranti Allah untuk menguji manusia. Jika berhasil, maka mendapat pahala, jika tidak, maka mendapatkan siksa.

Tidak bisa seseorang lepas dari kesibukan dunia, yang oleh Ibnu Athaillah disebut “الأغيار“, padahal ia masih menginjakkan kaki di dunia ini. Maka seharusnya, ia tetap menjalani kehidupan dengan melawan rintangan yang ada, bukan malah terbuai dalam jeratan syahwat yang menggoda.  Inilah yang oleh para sufi diistilahkan bahwa "الخلوة في الجلوة" 'khalwat (menyendiri) di dalam keramaian' yang artinya, Khalwat yang diminta oleh Allah, tidak mengharuskan seseorang lari dari kehidupannya, bahwa menghabiskan waktu dalam kesendirian di gua. Allah menyuruh kita menjalani tatanan kehidupan bahwa menghadapi segala rintangan dan cobaan, sekira rintangan itu tidak mengendalikan kita, tapi bagaimana kita yang mengendali rintangan itu agar tidak menghambat, tapi justru mengantar pada derajat yang tinggi di sisi Allah. Sekali lagi perlu diingat, bahwa rintangan untuk sampai keharibaan Allah tidak untuk dihindari, melainkan harus dijadikan perantara.

Banyak yang menjadikan kesibukan sebagai alasan tidak bisa total dalam ibadah dan menunggu sampai pensiun untuk menjadi muslim yang taat. Sampai kapanpun manusia akan hidup bahwa kesibukan masing-masing, yang muda hingga yang tua, tapi hal itu bukan alasan untuk tidak move on/diam tanpa amal.

Misalnya, seseorang yang hidup di belahan bumi Eropa/Amerika merasa pola hidup di sana sangat tidak mendukung untuk menjadi muslim yang taat. Ia merasa tidak memiliki pilihan lain kecuali menunggu hingga keadaan memungkinkan. Pola pikir demikianlah yang sejatinya dapat menghambat. Mengapa tidak terfikir olehnya untuk mencari jalan bahwa mengungsi di haribaan Allah bahwa muraqabah dan meminta pertolongan Nya?

Lantas bagaimana mencari jalan keluar dari peliknya permasalahan yang menghimpit hampir setiap lapisan umat ini? Apa benar-benar sudah tidak ada? Jalan keluarnya adalah sadar bahwa menanti bebas dari kesibukan dunia, merupakan kejahilan atas hakikat hidup dan sebuah penantian tak berujung. Sebab kesibukan yang dapat menghalangi seseorang dari Allah itu ada dan selamanya ada. Hanya, wujudnya beragam bergantung situasi dan kondisi. Kesibukan orang yang tinggal di Eropa tidak akan habis hanya karena ia berpindah domisili ke negara-negara Asia, misalnya.

Maka sekali lagi, jalan keluarnya bukan bahwa cara kita lari menjauhi kesibukan-kesibukan dunia. Sebab selama kita hidup, kesibukan itu selalu ada. Bahkan hal-hal yang dapat menghalangi seseorang untuk sampai pada Allah tidak terbatas pada hal yang tampak, seperti kemegahan dunia dan isinya saja. Lebih parah dari itu adalah pikiran dan firasat yang menggelayut di dalam jiwa juga dipenuhi bahwa hal-hal yang mengakibatkan lalai dari Allah.

Betapa tidak? ketika anda terbayang berada di rumah yang megah menikmati keindahan-keindahannya, sebagai ganti dari rumah sederhana yang anda miliki. Maka bayangan dan pikiran yang sedemikian lebih parah menyebabkan seseorang lupa dari Allah. Lagi, meladeni orang lain yang sibuk mencari kekurangan anda, membully dan mengkritik anda bahwa agitasi. Anda merasa sakit hati bahwa hal itu adalah di antara hal yang sangat menyita waktu dan menjadikan anda lalai dari apa yang seharusnya anda lakukan, bukan?

Maka tiada lain untuk bisa lari dari kesibukan itu bahwa cara mengungsi, berdoa serta mengadukan kealpaan jiwa dan lemahnya hati kepada Allah. Hal ini sesuai bahwa pesan yang terkandung dalam QS. Adz-Dzariyat: 50 yang memerintah untuk senantiasa lari dan mengungsi menuju keharibaanNya.
“Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.”

Kita lihat para sahabat Nabi, dakwah Islam telah membawa mereka pada pahitnya dunia yang penuh fitnah dan cobaan luar biasa. Lantas apa yang melindungi mereka untuk terjerembab ke dalam semrawutnya tatanan kehidupan dunia? Mengapa para sahabat berhasil melaluinya? Sikap tawakkal dan tulusnya kepasrahan yang membuat mereka bertahan dan tidak tergerus oleh derasnya arus yang sedemikian dahsyat.

Kisah Abdurrahman ad-Dakhil berjuang membawa misi Islam di daerah yang sama sekali asing baginya, Patut dijadikan uswah dan teladan. Tentu ad-Dakhil tidak merasa tenang bahwa berbagai kekhawatiran yang silih berganti, ancaman yang mengintai kapan saja di medan dakwah yang baru. Namun semua itu segera lenyap bersama kekuatan yang membawanya untuk lari menuju Allah. Tidak peduli bahwa kekhawatiran semula yang menyelimuti hati. Maka arti lari menuju Allah adalah berteduh di naunganNya bahwa berdoa dan muraqabah disetiap gerak dan diam, sirri wal 'alan.

Demikian Hikmah 23, belajarlah dari al-Quran, sunnah nabawiyah, dan sirah ulama salaf untuk menjadikan hikmah ini sebagai manhaj dalam hidup.

Wassalamualaikum wr.wb


Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 23 - (Lakukan Amal) Jangan Menunggu Kosongnya Penghalang, Sebab Demikian Itu Memutus Muraqabah, Padahal Allah Menempatkanmu Di Dalamnya, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.

Recent Posts :