Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Recent Comments

Terjemah Al Hikam 13 - Bagaimana akan terang hati seseorang yang gambar dunia terbayang jelas dalam cermin hatinya?

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb   

“Bagaimana akan terang hati seorang hamba, yang gambar dunia terbayang jelas dalam cermin hatinya?

Bagaimana akan melangkah menuju Allah, padahal ia sedang terbelenggu dalam kunkungan syahwatnya?

Bagaimana ia akan bisa masuk ke hadhirat Allah, sedangkan ia belum suci dari kelalaiannya?

Dan bagaimana ia berharap akan mengerti rahasia-rahasia mendalam dan indah, sedangkan ia belum bertaubat dari kesalahan-kesalahannya?”


Dalam kajian kali ini, kita butuh untuk menguraikan kalam hikmah di atas secara sistematis sesuai perkalam yang modelnya pertanyaan.

Kita mulai dari yang pertama; "Bagaimana akan terang hati seseorang yang gambar dunia terbayang jelas dalam cermin hatinya?" Pertanyaan dalam kalam hikmah ini menuntut pemahaman mendalam dari beberapa aspek kehambaan seorang manusia terhadap Rabb-nya. Secara prinsip manusia tersusun dari dua asas pokok, yang dengannya entitas kemanusiaan dapat sempurna. Yaitu hati dan akal. Dua pokok tersebut, merupakan komponen vital yang dimiliki manusia dan menjadikan berbeda dengan makhluk yang lain. Dimana akal menjadi pusat muncul dan berkembangnya ilmu pengetahuan, peradaban dan kebudayaan. Sedangkan hati menjadi pusat utama akan berkembangnya kepekaan perasaan dan emosional . Oleh karena itu, jika akal dan hati hamba berfungsi secara stabil dan profesional, maka ia akan menjadi khalifah sejati di muka bumi ini.

Maka menjadi jelas bahwa fungsi utama akal adalah untuk "mengerti, memahami dan menyadari aspek makna kehidupan". Sedangkan hati adalah muara emosional yang dapat mendorong rasa cinta, ta'dzim, benci dan sifat-sifat yang lain. Makanya, jika kau menangkap sesuatu yang serasi dengan keinginanmu, otomatis dari hatimu akan tumbuh rasa suka dan cinta terhadap hal tersebut. Namun, jika kau menangkap sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan watakmu, maka akan tumbuh rasa tidak suka, benci dan lain sebagainya. Lantas, kira-kira hal yang sangat kuat mendorong manusia giat dalam menjalankan aktifitas, tugas dll. Apakah motivasi hati atau akal?

Para psikolog menjelaskan bahwa peran hati dalam mendorong seseorang giat menjalankan aktifitas berkisar 70%, sedangkan dorongan dari akal hanya 30%. Oleh karena itu, kekuatan spritualitas pada diri seorang hamba jauh lebih penting daripada kekutatan intelektualitas.  Memahami uraian inti pada alinea kalam hikmah pertama, harus mengerti dulu bahwa hati adalah pmimpin utama segala gerak anggota lahir. Dan setiap gerak anggota lahir adalah gambaran realistis dari isi hati. Karena semua anggota yang bergerak mesti dapat instruksi dari hati.

Pada alinea pertama kalam hikmah di atas, Ibnu Athaillah menyerupakan hati dengan cermin. Seperti apa aspek persamaannya? Coba amati, jika kamu menghadapkan cermin ke dalam sumur yang gelap, maka permukaan cermin itu pasti gelap pula. Dan jika kamu menghadapkan cermin pada arah sinar matahari, maka ia akan berkilau seperti kilauan matahari tersebut.

Begitu juga dengan hati. Ia merupakan cermin riil sebagai gambaran dari haliah pemilik hati itu. Logikanya, jika manusia menghadapkan diri pada lingkup gelap seperti selalu mengutamakan urusan dunia. sehingga angan-angannya penuh dengan hal-hal duniawi. Maka hatinya pasti akan jauh dari upaya dzikir kepada Allah, apalagi sampai menumbuhkan rasa cinta kepadaNya.

Contoh, seorang pebisnis yang sepanjang waktu, hanya selalu memikirkan sirkulasi keuangan dan putaran komuditas yang dibuat bisnis. Atau seorng pejabat, yang dalam kesehariannya hanya sibuk dengan memikirkan kesejahteraan diri atau kepentingan pribadinya. Tanpa menghiraukan hak-haknya kepada Allah, seperti shalat, zakat, puasa dan kewajiban-kewajiban yang lain. Pada kondisi seperti ini, bagaimana mungkin hatinya bisa cerah? sedangkan di dalamnya terpenuhi dengan urusan kepentingan dunia yang gelap.

Bagaimana mungkin akan tumbuh dalam lubuk hatinya rasa cinta, ta’dzim dan khauf kepada sang Khaliq?  Tentu sangat imposibel. Karena kedua hal di atas saling berlawanan, jika salah satunya sudah menempati hati, maka yang lain pasti tidak ada. Ingat! Hal yang berlawanan tidak mungkin berkumpul dalam 1 tempat. Jika ada cahaya pasti tidak akan ada kegelapan dan begitu juga sebaliknya.

Sangat cocok sekali dengan kalam hikmah; “Bagaimana akan terang hati seseorang yang eksistensi dunia tergambar jelas dalam cermin hatinya?” Hati yang gelap yang dipenuhi penyakit , tidak mungkin ada ruang untuk menumbuhkn benih-benih cinta yang dapat mendorongnya taat akan perintah Allah. Rasa khauf yang dapat menghalangi dari meninggalkan maksiat kepadaNya, serta rasa ta’dzim yang dapat menentramkan berada di jalanNya.

Jika hati sudah tertutupi oleh gemerlap awan kemaksiatan, maka titik hitam di dasar hati akan terus menumpuk secara kontinu. Apabila ada orang tanya; Apakah tidak mungkin dalam hatinya terbersit akan kebesaran sifat-sifat Allah yang menjadi ganti dari kondisi gemerlap tadi?

Jawabannya, terdapat dalam kalam hikmah berikut; “Bagaimana ia akan menuju Allah, padahal ia sedang terbelenggu dalam kungkungan syahawatnya?” Artinya, andaikan hatinya tidak terbelenggu oleh kungkungan syahwatnya, nscaya ia akan segera menghadap kepada Allah dan mencari ridhaNya.

 Jadi kalam hikmah kedua ini, secara otomatis memberikan jawaban terhadap musykilat yang ada pada bagian pertama, yang telah terurai di atas. Coba dikorelasikan dengan kalam hikmah sebelumnya, yaitu "Bagaimana mungkin hati seseorang bercahaya, jika sudah terpenuhi dengan penyakit duniawi" yang penyebabnya ia sedang terbelenggu dalam tawanan syahwat dan hawa nafsunya. Hati seperti ini sulit sekali diisi dzikir dan sesamanya. Kalau sudah seperti itu kondisinya, bagaimana cara mengobati penyakit hati yang sudah lama bersemi dalam akarnya? Bisakah dibawa ke dokter spesialis? Tentu tidak bisa, karena ini penyakit abstrak yang cara penyembuhannya pake trik-trik tertentu.

Andai gambaran penyakit yang menetap pada hati ini, seperti model gambar-gambar/ukiran-ukiran yang menempel di kertas atau di gedung-gedung, tentu mudah untuk menghapusnya. Namun kenyataannya memang tidak seperti itu, maka sangat penting memahami cara menghilangkannya. Ingatlah! Bahwa dunia tidaklah terpatri dalam lubuk hatimu, kecuali dengan sebab kobaran syahwat yang memperbudak dan membelenggumu. Dialah yang melemparmu ke dalam jurang kegelapan dan melalaikanmu dari tafakkur akan kebesaran sifat-sifat Tuhan Sang Pencipta.

Obat untuk menghapusnya, supaya berubah jadi hamba yang selalu tafakkur terhadap keagungan, kebesaran dan keindahan sifat-sifatNya adalah usaha mengarahkan rasa cinta (mahabbah) terhadap Dzat yang untung dan celakamu berada dikekuasaanNya. Namun, bagaimana caranya untuk membebaskan diri kita dari belanggu kungkungan syahwat dan hawa nafsu yang selalu menawan kita?

Ini terjawab dengan kalam hikmah “Bagaimana mungkin ia berharap msuk ke hadhirat Allah, sedangkan ia belum suci dari kelalaiannya?” Jadi, inti permasalahannya adalah “kelalaianmu dari Allah”, yang segala macam urusan dan permasalahan ada pada kekuasaan-Nya. Jika sudah diketahui bahwa akar masalahnya adalah kelalaian terahadp Allah, maka kamu harus berusaha dengan serius untuk mengusirnya. Karena apabila kamu sudah bebas dari kelalaian, otomatis hatimu akan selalu menghadp kepada Dzat yang Maha Menguasai dan Mengendalikan.

Yang pada esensinya syahwatmu ada pada kekuasaaNya, nikmat-nikmat yang kau terima adalah pemberianNya dan keberuntunganmu adalah anugrah-Nya. Apabila kondisimu sudah bersih dari kelalaian, kau akan bebas dari tawanan syahwat yang selalu mengungkungmu. Dan mulai itu, akan sirna gambaran dunia dari pelataran hatimu. Sehingga dengan bertahap, papan hatimu akan terganti dengan ukiran sifat-sifat Dzat yang Maha Menguasai Alam semesta dan seisinya.

Akan tetapi, kira-kira apa sesuatu yang dapat membantumu bebas dari kelalaian yang menyungkurkanmu jatuh ke dalam jurang tawanan syahwat? Solusinya tidak lain, kecuali selalu berupaya untuk menjauhi perbuatan-perbuatan dosa dan segala macam kekeliruan dan keluputan.

Inilah yang dimaksud; “Bagaimana ia bisa berharap akan mengerti rahasia yang mendalam, sedangkan ia belum bertaubat dari kesalahan-kesalahannya?"  Jadi jelas bahwa banyaknya keteledoran menjadi sebab terjadinya kelalaian, tenggelam dalam kelalaian menjadi faktor menyerah terhadap syahwat dan menyerah terhadap kungkungan syahwat, menjadi sebab eksistensi papan hati didominasi oleh gambar-gambar dunia yang gelap gulita.

Dari itu yang harus jadi prioritas adalah menjauhi segala maksiat sekuat tenaga serta mensucikan dirinya dari kesalahan dan keluputan.  Dan jika suatu saat terpeleset pada kemaksiatan, maka bersegeralah untuk mensucikannya dengan bertaubat dan niat untuk tidak mengulangi lagi. Karena orang yang bertaubat dari dosa-dosanya dengan benar (tabatan nashuha), ia seprti orang yang tak memiliki dosa sama sekali.

Nah, jika manusia sudah bebas dari penyakit-penyakit di atas dan konsisten dalam ketaatan. Maka hatinya sadar bahwa dia dalam pengawasan Allah. Kalau sudah merasa selalu ada dalam pengawasan-Nya, berarti ia sedang berkelana menuju hadhirat Allah hingga ada pada maqam ihsan.

Menyembah Allah, seakan-akan ia melihatNya. Jika ia tidak melihatNya, sesungguhnya Allah maha melihatnya. Ketika ia tetap pada tingkatan ini, maka dunia akan hilang dari papan hatinya, diganti oleh sifat-sifat Allah yang Maha agung. Akhirnya ia menjadi hamba yang dekat dengan rahmat-Nya, mendapat maunah dalam segala urusannya dan dihujani berkah dalam segala ahwalnya.

Seperti inilah hakikat kehambaan yang sebenarnya. Semoga kita termsuk orang yang bisa dekat dengan-Nya. Amin.

----------------------------------------------------------------

Dalam terjemahnya, Ustadz Salim Bahreisy ra mensyarah sebagai berikut:
Berkumpulnya dua hal yang berlawanan dalam satu tempat dan masa adalah mustahil, sebagaimana berkumpulnya antara diam dengan gerak, antara terang dan gelap. Demikian pula nur iman berlawanan dengan kegelapan yang ditimbulkan karena selalu berharap/bersandar kepada selain Allah. Begitu pun bersuluk/berjalan menuju Allah juga harus bebas dari belenggu hawa nafsu dan syahwat supaya sampai kepada Allah.

Allah berfirman:
“..Bertakwalah kepada Allah, dan Allah yang akan mengajarkan ilmu kepadamu..” (QS. Al-Baqarah[2]:282)

Dan Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa mengamalkan ilmu yang telah dia ketahui, maka Allah akan mewariskan kepadanya ilmu yang belum dia ketahui.”

Suatu saat, Ahmad bin Hambal ra. bertemu dengan Ahmad bin Abil-Hawari, berkata Ahmad bin Hambal ra.: Ceritakanlah kepada kami apa-apa yang pernah kau dapatkan dari gurumu Abu Sulaiman ra.
Ibnu Abil-Hawari menjawab: Bacalah Subhanallah tetapi tanpa disertai rasa kekaguman. Setelah Ahmad bin Hambal membaca “Subhanallah” maka berkata Ibnu Abil-Hawari:
“Aku telah mendengar Abu Sulaiman ra. berkata: “Apabila qalb(hati) manusia benar-benar berjanji akan meninggalkan semua dosa, niscaya akan terbang ke alam malakut, kemudian kembali dengan membawa berbagai ilmu hikmah dengan tanpa berhajat pada guru.”
Ahmad bin Hambal ra setelah mendengar keterangan itu langsung berdiri dan duduk di tempatnya sampai tiga kali, lalu berkata: ‘Belum pernah aku mendengar keterangan seperti ini sejak aku masuk Islam. Beliau sungguh merasa puas dan sangat gembira menerima keterangan itu, lalu beliau membaca hadits Rasulullah saw tentang ilmu seperti di atas.

Sedangkan Syarah Syeikh Fadhlala Haeri dalam terjemahnya:

Qalb laksana cermin, yang memantulkan apa yang dihadapi dan diinginkannya. Cermin ini tertarik pada apa-apa yang diinginkannya dan menolak apa-apa yang ingin dihindarinya. Bila qalb yang ikhlas menghadap pada Nur Ilahi, maka ia memantulkan kebenaran yang mendalam, namun bila qalb menghadap pada dunia yang penuh perubahan dan perselisihan, maka ia akan memantulkan godaan-godaan dan realitas yang fana.

Qalb tidak bisa tercerahkan oleh penglihatan batin spiritual, jika ia tertutup dan ternoda oleh cinta-dunia, nafsu dan keinginan. Qalb harus dipersembahkan semata-mata untuk tujuan awalnya, yaitu jalan tauhid yang absolut. Allahu Ahad.

Wassalamualaikum wr.wb

Referensi :
http://chirpstory.com/li/238084 
https://alhikam2012.wordpress.com/2012/07/07/terjemah-al-hikam-karya-syaikh-ibnu-aththoillah-oleh-ustadz-salim-bahreisy-hikmah-no-13/
Terima kasih telah membaca artikel Terjemah Al Hikam 13 - Bagaimana akan terang hati seseorang yang gambar dunia terbayang jelas dalam cermin hatinya?, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.

Recent Posts :