Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Recent Comments

Al Hikam 26 - Tanda Keberhasilan Seseorang Di Akhir Perjuangannya, Jika Ia Tawakkal Berserah Diri Kepada Allah Sejak Mulai Perjuangannya

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb   

“Tanda keberhasilan seseorang di akhir perjuangannya, jika ia tawakkal berserah diri kepada Allah sejak mulai perjuangannya"


Hikmah yang penting untuk dipelajari. Banyak pelajaran yang akan kita petik dari kalam hikmah ini. Diantaranya pentingnya khusnul khatimah. Khusnul Khatimah/berakhir dengan baik dalam hidup ini sangat penting. Sebab, nasib kita di akhirat kelak ditentukan oleh khusnul khatimahnya. Meski perjalanan awal hidupnya bagus, tapi di akhir hayatnya malah buruk, maka di akhirat kelak ia tidak akan beruntung. Sebaliknya, meski di awal hidupnya ia bejat, tapidi akhir hayatnya ia malah taubat dan khusnul khatimah, di akhirat kelak ia akan beruntung.            

Kita sangat dianjurkan berdoa agar diberi khusnul khatimah. Keyakinan kita pada pentingnya khusnul khatimah ini benar, tak salah. Ada anggapan keliru soal khusnul khatimah ini. Yaitu, anggapan orang-orang bahwa soal khusnul khatimah apa kata nanti. Jangan diurus sekarang. Di masa muda ini, kita ikuti saja alur roda kehidupan, nikmati, gak usah sok alim. Nanti di masa tua, kita bisa bertaubat. Ungkapan yang populer, “Muda foya-foya, tua kaya-raya, nanti mati masuk surga” Hemm… enak benar ya model hidup seperti ini.

Al-Buthi mengkritik sikap hidup model ini. Beliau mengatakan bahwa anggapan ini salah fatal dan sangat berbahaya. Akhir kehidupan yang baik, menurut beliau, sangat erat kaitannya dengan perjalanan awal kehidupannya yang baik pula. Logikanya begini, pohon akan tumbuh dan berbuah dengan baik jika ia tumbuh dari proses awal yang baik, dirawat dengan baik, dst. Mustahil pohon itu akan tumbuh dengan baik, apabila proses awalnya tak benar. Dibiarkan begitu saja tanpa perawatan.        

Begitu juga dengan kehidupan manusia, ia sulit untuk khusnul khatimah apabila perjalanan hidupnya dari awal sudah jauh dari agama. Namun, apabila dari awal ia sudah bertakwa kepada Allah, di akhir hayatnya peluang untuk khusnul khatimah semakin terbuka lebar. Inilah yang dimaksud dari kalam hikmah tadi. Bahwa, tanda orang itu di akhir nanti akan sukses, apabila sejak awal pasrah diri kepada Allah. Ada sebagian kalangan yang menentang pemahaman ini dengan bertendensi pada hadis yang inti dari hadis tersebut adalah bahwa ada orang yang dari awal prilakunya baik, hingga seakan-akan jarak dirinya dengan surga tinggal sejengkal tapi di akhir hayatnya ia malah su’ul khatimah. Sebaliknya, ada orang yang prilakunya buruk, tapi di akhir hayatnya malah khusnul khatimah.
               
Sepintas hadis ini bertentangan dengan kalam hikmah di muka yang mengatakan bahwa orang yang prilakunya baik berpotensi khusnul khatimah. Hadis tadi juga seakan-akan bertentangan dengan ayat ini berikut ini (QS.18:30) :

Karena kalau melihat pemahaman hadis tadi, seakan-akan Allah telah menyia-nyiakan amal baik hambanya. Lantas benarkah demikian? Untuk memahami hadis tadi perhatikan hadis lain berikut ini;

Maksud hadis kedua ini; ada orang terkenal di masyarakat sebagai orang yang baik, tapi akhirnya jadi penghuni neraka, sebaliknya, ada orang terkenal di masyarakat sebagai orang yang jahat/buruk, tapi akhir jadi penghuni surga.    

Kata kunci yang mengharmoniskan hadis pertama dan kedua adalah (فيما يبدو), yang memiliki arti “Yang Tampak” yakani yang terkenal di masyarakat. Arti akhirnya adalah, bahwa orang yang track record hidupnya terkenal baik di masyarakat tapi akhirnya tidak khusnul khatimah adalah orang yang pekerjaan baiknya tersebut tidak ikhlas karena Allah, masih pamrih dan mencari pujian manusia. Meski selalu mengerjakan kebajikan tapi niatnya masih tercampur dengan niat-niat lain yang berhubungan dengan dunia. Jangan heran apabila di akhir hayatnya orang ini kadang malah tidak khusnul khatimah, mati dalam keadaan tidak beriman. Naudzubilah.      

Orang yang track record hidupnya buruk tapi akhirnya khusnul khatimah adalah orang yang meski berbuat buruk selalu mengharap ampunan Allah. Meski berbuat dosa sejatinya ia tidak mau mengerjakannya dan takut akan adzab darii Allah, tapi mungkin masih belum bisa terlepas darinya. Orang yang model seperti ini, meski perjalanan hidupnya bergelimang dengan dosa, di akhir hayatnya masih berpotensi khusnul khatimah. Jadi, ketentuannya tetap, bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan amal baik manusia, selama amal baik tersebut ikhlas. Dan benar apa yang ada dalam hikmah di awal tadi, bahwa orang yang berlaku baik berpotensi khusnul khatimah, yakani laku baik yang ikhlas.          

Pelajaran yang dapat petik dari kalam hikmah di awal tadi adalah agar kita senantiasa menjaga etika kepada sesama hamba Allah. Maksudnya, jika kita melihat seseorag berada dalam kondisi yang secara dahir maksiat, jangan lantas memaki-maki kepadanya. Jangan mudah menvonis diri lebih baik, hebat dan berhak masuk surga dibanding orang lain yang secara dahir bermaksiat. Sebab, kita oleh Allah tidak diberi kemampuan mengetahui masa depan. Kita tidak tahu, akhir hidup orang yang bermaksiat itu bagaimana. Kita juga tidak tahu akhir hidup kita sendiri nanti bagaimana. Apakah khusnul khatimah atau tidak.    

Boleh jadi, orang yang kita anggap lebih buruk dari kita, nanti di akhir hayatnya malah bertaubat dan khusnul khatimah. Boleh jadi pula, kita yang sudah sangat yakin khusnul khatimah, di akhir hayat nanti malah tidak khusnul khatimah. Patokan kita adalah, apabila melihat orang bermaksiat tegurlah dengan sebaik-baik cara. Tanpa harus menganggap diri kita lebih baik darinya. Apabila kita melihat orang yang secara dahir alim, tidak lantas mengkultuskannya seakan-akan dia sudah pasti masuk surga. Apabila secara dahir dia terkenal sebagai orang yang baik, maka kita menilai dari apa yang tampak darinya saja. Sedangkan apa yang ada di dalam hati orang tersebut kita tidak tau. Itu urusan Allah.           

Manusia menilai seseorang dari apa yang dilihat dari bentuk luarnya. Allah melihat manusia dari apa yang ada dalam hatinya.              

Karena kita tidak tahu terhadap ending dari akhir hidup ini, maka kita dianjurkan senantiasa berdoa agar diberi khusnul khatimah. Penting agar diingat juga, bahwa kalam hikmah 26 ini tidak hanya berlaku pada teka-teki akhir kehidupan kita. Tapi juga berlaku dalam semua aspek kehidupan kita. Dalam masalah apapun. Mulai persoalan akademik, dagang, politik, karir, budaya, dll.            

Indikasi kesuksesan dari akhir semua pekerjaan itu adalah di proses awalnya kita sudah menyandarkan diri kepada Allah. Apabila di awal proses sudah dipasrahkan kepada Allah, niat beribadah kepada Allah, di akhir proses insyaAllah sukses. Sebaliknya, jika di awal proses pekerjaan itu tidak karena Allah, tapi krn pragmatisme dunia, ini tanda bahwa dia tidak akan sukses. Di antara proses pekerjaan kita yang karena Allah adalah apabila di awal ingin mengerjakan sesuatu kita bingung/bimbang . Kita berdoa minta tolong kepada-Nya agar apa yang ingin dikerjakannya ini mendapat restu/ridha dari Allah.    

Islam menganjurkan, apabila kita bingung di dalam mngerjakan sesuatu, apakah itu baik/tidak, kita dianjurkan shalat istikharah. Caranya dilaksanakan 2 rakaat dengan niat shalat istikharah. Rakaat pertama setelah baca surat al-Fatihah membaca surat al-Kafirun. Rakaat kedua setelah membaca surat al-Fatihah membaca surat al-Ikhlash. Setelah selesai shalat kemudian berdoa.          
Ini doa shalat sunah Istikharah: 

Demikian hikmah 26 ini. Semoga kita senantiasa dilindungi oleh Allah dan diberi anugerah khusnul khatimah. Amin.
                               
Wassalamualaikum wr.wb

Referensi :
http://chirpstory.com/li/240198

Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 26 - Tanda Keberhasilan Seseorang Di Akhir Perjuangannya, Jika Ia Tawakkal Berserah Diri Kepada Allah Sejak Mulai Perjuangannya, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.

Recent Posts :