Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Recent Comments

Al Hikam 44 : Jangan Salah Pilih Teman



Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb   

    رُبّما كنتَ مُسيأً, فأراك الإحسان منك صُحبتكَ إلى من هو أسوءُ حالاً منكَ


    “Seringkali engkau menganggap dirimu buruk, maka cara yang engkau ambil adalah berteman dengan orang yang keadaannya lebih buruk daripada dirimu”.



Hikmah ini adalah kelanjutan dari Hikmah 43. Hikmah malam ini hanya sekedar penyambung dan penyempurna saja. Langsung masuk ke pembahasan intinya saja ya. Hikmah Ibnu Athaillah kali ini mengandung pesan moral yang tinggi tentang “persahabatan”.

Misalnya, Anda adalah seorang Muslim yang taat menjalankan rutinitas ibadah. Anda istikamah dan selalu tepat waktu shalat berjamaah di Masjid. Anda juga memenuhi semua anjuran- anjuran agama seperti berpuasa saat bulan Ramdhan, berzakat dan berhaji ke Baitullah secara sempurna.

Sayangnya, Anda punya sisi buruk yang negatif. Diantaranya, ternyata Anda adalah tipe orang yang cinta dunia, cinta harta dan cinta jabatan. Banyak waktu Anda terbuang sia-sia lantaran sering digunakan untuk hal-hal berbau keduniawian. Mata Anda tersilaukan oleh gemerlap dunia. Di sisi lain Anda juga suka berteman dengan orang-orang yang tak baik. Pemabuk, pecandu narkoba, pemalak jalanan dan preman adalah komunitas inti Anda. Anda merasa bangga bergabung dengan mereka, sebagaimana mereka senang dengan kehadiran Anda di komunitas mereka.

Situasi semacam ini sering terjadi di sekitar kita kan. Bagi masyarakat perkotaan, hal seperti ini sudah jadi semacam gaya hidup. Nah, dari alur kehidupan yang Anda jalani tadi terekam bahwa Anda adalah sosok yang baik. Di banding teman- teman Anda, hanya Anda yang paling bersih.  Anda satu- satunya orang yang berjalan lurus menuju Allah. Pribadi Anda saat itu sangat sempurna dan tanpa ada cacat sedikit pun.

Dalam merajut pertemanan, Anda seharusnya selektif. Selektif memposisikan diri sendiri dan selektif memilih kepribadian teman. Tujuan utama persahabatan/pertemanan adalah agar tercipta motivasi dua arah yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak, yaitu Anda bisa mengambil hikmah kebaikan dari mereka, dan mereka juga bisa menjaring kebaikan dari kepribadian Anda.

Jika kehidupan Anda cocok dengan perumpamaan yang ada di muka tadi, maka ketahuilah bahwa Anda sedang berada dalam posisi yang salah. Berteman dengan orang- orang yang kepribadiannya lebih buruk, akan menyebabkan Anda buta. Buta mata dan buta hati sekaligus.

Dikatakan buta mata karena dalam penglihatan Anda, hanya Anda sendirilah yang paling baik ketika itu. Anda paling suci dan paling bersih. Dikatakan buta hati karena hati Anda tertutup untuk mengoreksi cacat diri sendiri. Hati Anda hanya sibuk menilai kebaikan- kebaikan diri saja.

Jika keadaan semacam ini dibiarkan, jangan harap kepribadian Anda akan tambah baik. Cara berpikir Anda pun akan ikut rusak. Anda akan berada dalam situasi paling sulit, sebab akal Anda telah terjebak nafsu Anda sendiri. Nafsu bisa saja mengalahkan akal sehat. Maka berhati-hatilah dengan nafsu Anda. Jangan pernah membiarkan nafsu Anda menguasai Anda. Jangan sampai Anda tertipu.


Lalu pertemanan Anda dengan orang- orang yang punya sifat negatif tadi bagaimana? Jika Anda sudah terlanjur masuk, lalu solusinya apa ??? Kata al-Buthi, hal semacam ini sudah masuk dalam ranah dakwah. Maka hanya orang- orang tertentu saja yang bisa masuk kesana. Bukan semua orang.

Dalam metode dakwah Islami, sama sekali tak ada anjuran Anda harus ikut tradisi negatir mereka. Anda seharusnya jadi diri sendiri. Aturan yang ada dalam dakwah Islami adalah, Anda hanya berkewajiban untuk menasehati, mengajak diskusi dan menuntun mereka. Mendakwahi orang-orang yang rusak secara moral dan psikologis tidak harus masuk langsung menyatu dengan kehidupan mereka.

Kekhawatiran justru timbul saat Anda berperilaku layaknya teman-teman Anda yang rusak itu. Jika teman Anda pencuri, apakah Anda ikut mencuri? Bila sahabat dekat Anda pecandu narkoba, lalu apakah Anda juga akan ikut jadi pecandu seperti mereka? Jawabannya, tentu saja tidak.

Dakwah itu punya aturan-aturan khusus, begitu pula kehidupan yang negatif juga punya jalan lain tersendiri. Keduanya tak boleh dicampur aduk. Maka tak ada alasan bagi kita untuk ikut arus negatif teman, sebab semua sudah ada aturan-aturan baku.

Saat melihat teman Anda melakukan maksiat, maka Anda harus bertindak, menegor, atau paling Anda harus tidak ingkar di hati. Saat melihat sahabat Anda memalak orang tak bersalah ditengah jalan, maka Anda harus menolong orang itu, sebagaimana anjuran-anjuran Syariat.

Bila ternyata teman Anda masih bergeming dan tak mau tobat dari perbuatan-perbuatan bejatnya, jalan keluarnya, ya tetap dengan "menasehati". Sebab nasehat baik adalah cara paling ampuh, selain juga dengan mendoakan mereka. Nasehatilah mereka dengan baik, karena itu anjuran agama Islam.

Satu nasehat tak mempan, ya harus 2 kali nesehat. 3 kali juga tak mempan, ya harus 4 kali. Begitu seterusnya. Berdakwah tak boleh mati. Semangat dakwah harus tetap hidup, karena sampai hari kiamat pun orang-orang yang berbuat buruk dan jahat tak akan pernah ada habis-habisnya.

Sarana yang digunakan juga harus beragam: bisa pakai lisan, tulisan ataupun media-media lainnya. Yang modern kadang pakai FB dan Twitter. Intinya, pandai-pandailah memilih teman/sahabat, sebab merekalah yang akan menemanimu di dunia hingga akhirat kelak. Indah sekali persahabatan. Sisi negatif yang ada pada teman juga jangan dijadikan kedok kebaikan diri Anda sendiri. Sifat negatif mereka juga jangan jadikan contoh.

Jangan pernah putus asa mengingatkan sesama, utamanya pada orang-orang dekat kita. Keluarga, kerabat dan tetangga adalah orang-orang yang di sayangi.


Wassalamualaikum wr.wb

Referensi :
http://chirpstory.com/li/242800
Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 44 : Jangan Salah Pilih Teman , diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.

Recent Posts :