Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb
“ لاتَصْحَبْ مَن لايُنهِضُك حالُه، ولايَدُلُّك على الله مقالُه”
“Janganlah kamu berteman dengan orang yang perilakunya tidak membangkitkanmu menuju Allah SWT, dan ucapannya tidak memberi petunjuk padamu ke jalan Allah.”
Artinya, kamu jangan sampai bergaul atau bahkan bershahabat dengan
orang yang perilaku dan cita-citanya tidak terarah menuju kepada Allah SWT, dan
juga ucapannya tidak memberi petunjuk kepadamu agar selalu berada di jalan
Allah SWT.
Ada orang berkata; Allah telah memuliakanku dengan limpahan
hidayahNya setelah lama ada dalam kesesatan, sehingga saya bisa tekun
melaksanakan perintah- perintah Nya, setelah lama jauh berpaling dari ketaatan
akan kewajiban-kewajibanku kepadaNya. Namun, insting manusiawiku selalu
mengajak bermaksiat, bahkan mendorong untuk mengulanginya. Bagaimana enaknya dan
apa solusinya?
Pertanyaan semacam ini, di dalam banyak kondisi jawabanya
satu. Yaitu uraian Ibnu ‘Athaillah berikut.
Iklim sekitar yang
ditempati seseorang memiliki peran penting didalam mentukan datangnya
hidayah Allah atau menghilangkannya. Terlebih anak muda yang masih belum kebal
atas pengaruh lingkungan dan tabiaatnya memang cenderung mudah terpengaruh
lingkungan sekitar.
Jika masyarakat sekitar yang menjadi objek interaksi dalam
kesehariannya, termasuk orang- orang shalih, tekun beribadah dan taat perintah
Allah SWT. Dan tergolong orang- orang yang hatinya penuh dengan perasaan
kehambaan di hadapan Allah. Maka orang itu akan tambah baik, tekun beribadah, serta
akan selalu mendekatkan diri kepadaa sang Khalik dengan rajin ibadah. Dia
jerah, tidak ingin mengulangi pekerjaan- pekerjaan yang menyebabkan murka-Nya.
Namun, jika orang sekitarnya termasuk orang- orang yang ahli
maksiat, biasa bersantai-santai dan mereka selalu berada dalam penyimpangan
syariat. Maka lingkungan itu akan berpengaruh pada peribadinya, sehingga kelak
ia akan meluapkan jeritan penyesalan atas apa yang dilaluinya. Dan hatinya akan
terasa sempit, karena selalu didorong oleh amukan badai keinginan yang tak
terkendalikan dalam desakan naluri dan nafsunya.
Hanya saja, hal ini banyak tidak disadari oleh mayoritas
masyarakat, sehingga mereka tidak perduli dengan lingkungan dan pergaulan
putra-putrinya.
Ketahuilah! Seseungguhnya Allah memiliki sifat-sifat yang
juga disalurkan kepada para hamabaNya. Dia memiliki sifat kasih sayang(Rahmah),
dengan sifat itu Dia menghadap kepada para hambanya yang betul- betul merasa
menjadi hamba yang dimiliki-Nya. Maka,hamba yang selalu tekun beribadah,
dzikir, istighfar, penuh ta’dzim serta cepat bertaubat atas segala keteledoran,
akan mendapat rahmatNya. Begitu juga Dia akan murka menghadapi hamba yang
nyeleweng, fasik dan meremehkan atas ketentuan- ketentuan syariat-Nya.
Ketahuilah! Sifat kasih sayang yang Allah tampakkan kepada
salah seorang hamba, jangan dikira hanya tertancap melekat dalam lubuk hatinya.
Akan tetapi, juga akan muncul dan tampak terpancar pada anggota lahir yang akan
bersinar pada anggota tubuhnya. Lalu sinar itu akan merambat pindah terhadap
orang-orang yang dekat dengannya, berupa sahabat dan sanak famiinya dengan
tanpa terlihat. Karena sinar itu bukan termasuk model sinar yang bisa terlihat
melalui gedung, tanah dan bangunan-bangunan seperti pada adatnya. Namun, lebih serupa pada wangi bunga melati yang
harumnya akan pindah dengan cepat pada orang yang mendekatinya, tanpa terlihat
mata.
Maka jika kalian berteman dan mendekat kepada tipe orang
seperti ini, hati anda akan menjadi lapang dan selalu ada dalam lindungan
Tuhan.
Begitu pun orang yang memiliki sifat dan karakter jelek,
juga akan tampak pada anggota lahirnya yang akan berpengaruh pada orang
sekitarnya. Dengan cepat sifat- sifat itu juga akan menjalar pindah pada teman,
shahabat, sanak famili dan orang disekelilingnya. Dan orang yang memilih dekat dengan
tipe orang yang kedua ini, hatinya akan keras dan sempit serta selalu ada dalam
kungkungan nafsunya yang menyesatkan.
Begitulah pengaruh lingkungan dan pertemanan, sangat
menentukan akan kualitas pertumbuhan generasi- generasi yang diharapkan di masa
depan.
Uraian di atas sangat serasi dengan sabda Nabi berikut:
“Perumpamaan teman
duduk yang baik dengan teman duduk yang jelek adalah seperti penjual minyak
wangi dan pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, maka mungkin dia akan
memberikannya kepadamu atau mungkin juga kamu akan membeli darinya, atau paling
tidak kamu mencium bau wangi di sekitarmu. Adapun pandai besi, maka kalau dia
tidak membakar pakaianmu maka paling tidak kamu mencium bau busuk di sekitarmu”.
Jadi kita paham, bahwa iklim atau lingkungan hidup sangat
berpengaruh pada perkembangan hidup kita dan anak- anak kita. Sekarang tinggal
kita mau pilih yang mana, untuk
menentukan nasib anak cucu kita. Di lingkungan pendidikan yang
mengedepankan akhlak dan adab yang mengutamakan bimbingan kecerdasan spiritual,
atau kecerdasan intelektual? Di lingkunangan agamis atau yang hanya moderen?
Yang jelas pilihan anda untuk anak- anak kalian sangat
menetukan terhadap masa depan mereka kelak. Jika mereka ditaruh di lingkungan yang
masyarakatnya lalai akan perintah- perintah Allah dan berani lakukan larangan-larangan
Nya. Maka bisa dipastikan dia akan memiliki masa depan yang gelap dan sulit
diharapkan raih kesuksesan dunia dan akhirat.
Dan jika anda memilih lingkungan yang sehat, mapan dan
agamis, sekiranya di sana menemukan teman yang dapat membimbingnya ke jalan
Allah. Memiliki cita-cita dan tujuan yang selalu terkait dengan Allah,
melangkah dengan penuh tawakkal kepadaNya. Maka anak- anak anda yang berkumpul dengan
teman seperti itu, akan menjadi generasi harapan bangsa dan menjadi Mentari yang
menyinari sekitarnya. Dan tentunya, generasi seperti itu yang ditunggu-tunggu dan
didambakan oleh semua lapisan masyarakat. Semoga bisa terwujud!
Wassalamualaikum wr.wb
Referensi :
http://chirpstory.com/li/242693
Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 43 : Bertemanlah Dengan Orang yang Membangkitkanmu Menuju Allah, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.