Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Recent Comments

Al Hikam 46 : Amalan Baik Lahiriah Dipicu Dari Kebaikan Hati



Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb   

“Amalan baik lahiriah dipicu dari kebaikan hati, sedang hati yang baik timbul dari keyakinan diri yang merdeka (dari dampak buruk nafsu)”

Maksud “amalan2 lahiriah” disini adalah aktivitas ibadah yang Anda lakukan sehari-hari, semisal shalat, puasa, zakat, haji, sedekah dan dst.

Sedangkan maksud dari “kebaikan hati” adalah kecondongan hati Anda kepada Allah, semisal sifat ketundukan diri dan rasa takut pada Allah.

Hikmah ini menjelaskan keterikatan antara anggota lahir dengan kinerja hati Anda; bahwa kedua-duanya telah terintegrasi satu sama lain. Kerja anggota badan biasanya timbul sebab keadaan hati Anda. Sebening apakah hati Anda, maka sebaik itu pula kualitas amal yang akan lahir. Begitu pula sebaliknya: sekotor dan sekusut apakah hati yang Anda miliki, maka seburuk itulah amaliah yang akan terlihat kemudian.

Semakin Anda merasa sebagai seorang yang bebas dan hanya fokus menuju Allah, maka semakin Anda merasakan kelembutan kasih sayang-Nya. Begitu penting peranan hati, hingga ia bisa mengontrol gerakan badan. Sebagai pecinta dan perindu Allah, kita harus banyak belajar.
Melihat fitrah manusia yang serba lemah, ada tiga tahapan/tingkatan psikologis agar seorang bisa sampai (wushul) mengenal Allah: yaitu BERTOBAT, BERSABAR dan RIDHA kepada takdir Allah.

Tiga tahapan ini saling berkaitan dan berkesinambungan, sesuai urutannya masing-masing.

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah bertobat. Bertobat dari dosa-dosa yang telah lalu dan komitmen untuk tak mengulangi kembali dikemudian hari. inilah yang disebut dengan "Taubatan-Nashuha".

Sebab gelimang dosa bisa jadi penghalang utama hati untuk mengenal Allah. Allah sangat tak suka dengan orang-orang yang kepribadiannya tak baik. Memang ada semacam adagium begini: “Manusia tak akan luput dari kesalahan dan dosa”. Betul. Tapi ingat, pintu tobat Allah tak tertutup.

Allah senang dengan hamba yang menobati dosa-dosanya. Allah sangat senang pada usaha-usaha hambanya untuk jadi orang lebih baik dimasa mendatang. Maka tobatilah dosa-dosa yang telah lalu, sebab hal ini lebih baik dari sekedar berpangku tangan meratapi kesalahan- kesalahan sendiri.

Tahapan kedua adalah bersabar. Bersabar dalam arti yang sebenar-benarnya: baik fisik dan hati sama-sama harus kebal dari godaan-godaan nafsu yang menjerumuskan. Sabar ini berkaitan dengan tobat tadi. Sabar maksudnya dalam arti yang positif. Sabar dengan cobaan- cobaan Allah dan sikap buruk manusia disekitarnya.

Mengapa sabar harus dikaitkan dengan hal yang positif? Iya, sebab ada juga sabar yang punya arti negatif. Seperti sabar yang mendendam dan lainnya. Bila Anda bersabar dengan semua cobaan Allah maka berarti Anda telah mulai masuk untuk bisa semakin mengnal Allah.

Sabar menanggung cobaan dari Allah akan menarik simpati Allah. Allah sangat senang pada hambanya yang bersabar. Innallaha ma'ash-Shabirin. Sebenarnya sabar itu bermacam-macam: kuat dan istikamah beribadah disebut sabar. Kuat menahan cobaan nafsu sebenarnya juga disebut sabar.

Hikmah dicipatakannya manusia tampak jelas: bahwa Allah sengaja mencipta Anda sebagai makhluk lemah, agar Anda butuh Allah. Fitrah Anda memang lemah, tapi dengan hanya bersandar pada Allah maka psikologi Anda akan kuat. Tumpuan Anda adalah Allah, Tuhan Penguasa Alam.

Tahapan ketiga yaitu kerelaan hati (ridha) pada kepastian dan kehendak Allah. Tahapan ketiga ini adalah yang paling inti ketimbang sebelumnya. Dikatakan paling inti sebab kerelaan/keridhaan adalah kemampuan terakhir Anda saat dihadapkan dengan sebuah problem akut kehidupan Anda.

Ridha merupakan sikap terakhir manusia jika tak mau menyerah dari masalah. Ridha itu bukan pasrah atau menyerah. Ridha itu kemuliaan. Ridha pada takdir Allah bukanlah pasrah, tapi ia bermakna mulia. Seperti kisah heroik Sayidina Umar dimasa lalu.

Kata Sayidina Umar:
 "Saya tak menghindar dari takdir Allah (berupa wabah Thaun), tapi saya ingin berpindah dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lain".

Maka jika Anda telah bertobat, lalu bersabar dalam perjalanan menuju Allah, kemudian ridha pada segala ketentuan yang Allah limpahkan, maka sempurnalah tahapan-tahapan suluk Anda menuju Allah. Semakin Anda terjerembab sujud dihadapan Allah, maka Dia akan semakin perhatian.

Tak akan ada rasa optimis apalagi kecewa yang akan muncul dari hati Anda. Perasaan hati tenang, tanpa ada kemauan menggugat pada Allah. Inilah maksud kalam hikmah Ibnu Athaillah “Amalan baik lahiriah dipicu oleh kebaikan hati, sedangkan hati yang baik timbul dari keyakinan diri yang merdeka (dari dampak buruk nafsu)”. Jaga hati Anda baik-baik, sebab ia inti tubuh

Semakin Anda memfokuskan hati pada Allah, semakin besar kecintaan Anda pada Allah. Sedalam apakah kecintaan Anda pada Allah. maka sebesar itu pulalah kecintaan Allah pada Anda. Dalam hadis disebutkan: "Aku (Allah) tergantung pada sangkaan hambaku terhadapku".

Semoga hati kita diberi cahaya cinta menuju Allah. Amin.

Wassalamualaikum wr.wb

Referensi :
Pesantren Sidogiri@sidogiri
http://chirpstory.com/li/243119
Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 46 : Amalan Baik Lahiriah Dipicu Dari Kebaikan Hati, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.

Recent Posts :