Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb
“Amalan baik lahiriah dipicu dari kebaikan hati, sedang hati yang baik timbul dari keyakinan diri yang merdeka (dari dampak buruk nafsu)”
Maksud “amalan2 lahiriah” disini adalah aktivitas ibadah yang Anda lakukan
sehari-hari, semisal shalat, puasa, zakat, haji, sedekah dan dst.
Sedangkan maksud dari “kebaikan hati” adalah kecondongan hati
Anda kepada Allah, semisal sifat ketundukan diri dan rasa takut pada Allah.
Hikmah ini menjelaskan
keterikatan antara anggota lahir dengan kinerja hati Anda; bahwa kedua-duanya
telah terintegrasi satu sama lain. Kerja anggota badan biasanya timbul sebab
keadaan hati Anda. Sebening apakah hati Anda, maka sebaik itu pula kualitas
amal yang akan lahir. Begitu pula sebaliknya: sekotor dan sekusut apakah hati
yang Anda miliki, maka seburuk itulah amaliah yang akan terlihat kemudian.
Semakin Anda merasa sebagai
seorang yang bebas dan hanya fokus menuju Allah, maka semakin Anda merasakan
kelembutan kasih sayang-Nya. Begitu penting peranan hati, hingga ia bisa
mengontrol gerakan badan. Sebagai pecinta dan perindu Allah, kita harus banyak
belajar.
Melihat fitrah manusia yang serba
lemah, ada tiga tahapan/tingkatan psikologis agar seorang bisa sampai (wushul)
mengenal Allah: yaitu BERTOBAT, BERSABAR
dan RIDHA kepada takdir Allah.
Tiga tahapan ini saling berkaitan
dan berkesinambungan, sesuai urutannya masing-masing.
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah bertobat. Bertobat dari
dosa-dosa yang telah lalu dan komitmen untuk tak mengulangi kembali dikemudian
hari. inilah yang disebut dengan "Taubatan-Nashuha".
Sebab gelimang dosa bisa jadi
penghalang utama hati untuk mengenal Allah. Allah sangat tak suka dengan orang-orang
yang kepribadiannya tak baik. Memang ada semacam adagium begini: “Manusia tak
akan luput dari kesalahan dan dosa”. Betul. Tapi ingat, pintu tobat Allah tak
tertutup.
Allah senang dengan hamba yang
menobati dosa-dosanya. Allah sangat senang pada usaha-usaha hambanya untuk jadi
orang lebih baik dimasa mendatang. Maka tobatilah dosa-dosa yang telah lalu,
sebab hal ini lebih baik dari sekedar berpangku tangan meratapi kesalahan- kesalahan
sendiri.
Tahapan kedua adalah bersabar.
Bersabar dalam arti yang sebenar-benarnya: baik fisik dan hati sama-sama harus
kebal dari godaan-godaan nafsu yang menjerumuskan. Sabar ini berkaitan dengan
tobat tadi. Sabar maksudnya dalam arti yang positif. Sabar dengan cobaan- cobaan
Allah dan sikap buruk manusia disekitarnya.
Mengapa sabar harus dikaitkan dengan
hal yang positif? Iya, sebab ada juga sabar yang punya arti negatif. Seperti
sabar yang mendendam dan lainnya. Bila Anda bersabar dengan semua cobaan Allah
maka berarti Anda telah mulai masuk untuk bisa semakin mengnal Allah.
Sabar menanggung cobaan dari
Allah akan menarik simpati Allah. Allah sangat senang pada hambanya yang
bersabar. Innallaha ma'ash-Shabirin. Sebenarnya sabar itu bermacam-macam: kuat dan istikamah beribadah disebut
sabar. Kuat menahan cobaan nafsu
sebenarnya juga disebut sabar.
Hikmah dicipatakannya manusia
tampak jelas: bahwa Allah sengaja mencipta Anda sebagai makhluk lemah, agar
Anda butuh Allah. Fitrah Anda memang lemah, tapi dengan hanya bersandar pada
Allah maka psikologi Anda akan kuat. Tumpuan Anda adalah Allah, Tuhan Penguasa
Alam.
Tahapan ketiga yaitu kerelaan
hati (ridha) pada kepastian dan kehendak Allah. Tahapan ketiga ini adalah yang
paling inti ketimbang sebelumnya. Dikatakan paling inti sebab
kerelaan/keridhaan adalah kemampuan terakhir Anda saat dihadapkan dengan sebuah
problem akut kehidupan Anda.
Ridha merupakan sikap terakhir
manusia jika tak mau menyerah dari masalah. Ridha itu bukan pasrah atau
menyerah. Ridha itu kemuliaan. Ridha pada takdir Allah bukanlah pasrah, tapi ia
bermakna mulia. Seperti kisah heroik Sayidina Umar dimasa lalu.
Kata Sayidina Umar:
"Saya tak menghindar dari takdir Allah
(berupa wabah Thaun), tapi saya ingin berpindah dari takdir Allah menuju takdir
Allah yang lain".
Maka jika Anda telah bertobat, lalu
bersabar dalam perjalanan menuju Allah, kemudian ridha pada segala ketentuan yang
Allah limpahkan, maka sempurnalah tahapan-tahapan suluk Anda menuju Allah.
Semakin Anda terjerembab sujud dihadapan Allah, maka Dia akan semakin
perhatian.
Tak akan ada rasa optimis apalagi
kecewa yang akan muncul dari hati Anda. Perasaan hati tenang, tanpa ada kemauan
menggugat pada Allah. Inilah maksud kalam hikmah Ibnu Athaillah “Amalan baik lahiriah dipicu oleh kebaikan
hati, sedangkan hati yang baik timbul dari keyakinan diri yang merdeka (dari
dampak buruk nafsu)”. Jaga hati Anda baik-baik, sebab ia inti tubuh
Semakin Anda memfokuskan hati
pada Allah, semakin besar kecintaan Anda pada Allah. Sedalam apakah kecintaan
Anda pada Allah. maka sebesar itu pulalah kecintaan Allah pada Anda. Dalam
hadis disebutkan: "Aku (Allah)
tergantung pada sangkaan hambaku terhadapku".
Semoga hati kita diberi cahaya
cinta menuju Allah. Amin.
Wassalamualaikum wr.wb
Referensi :
Pesantren Sidogiri@sidogiri
http://chirpstory.com/li/243119
Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 46 : Amalan Baik Lahiriah Dipicu Dari Kebaikan Hati, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.