Assalamualaikum ww. wb
Terjemah Al Hikam - Hikmah 6
“Jangan sampai engkau putus asa, hanya gara-gara pemberian Tuhan lambat kepadamu, padahal kamu sudah sungguh-sungguh berdoa, sebab Allah menjamin untuk menerima semua doa menurut apa yang dipilih-Nya untukmu, tidak menurut kehendakmu, dan pada waktu yang ditentukan-Nya, tidak pada waktu yang kamu tentukan”
Hikmah ini menegaskan bahwa semua doa akan diterima, jadi jangan
putus asa jika berdoa tapi yang diinginkan tak kunjung ada.
Ustadz Salim Bahreisy menambahkan dalam buku terjemahnya sebagai
berikut:
Firman Allah,”Tuhanmu yang menjadikan segala yang
dikehendaki-Nya dan memilihnya sendiri, tiada hak bagi mereka memilih.”
Sebaiknya seorang hamba yang tidak mengetahui secara
paripurna apa yang akan terjadi, mengakui kebodohan dirinya, sehingga tidak
memilih sesuatu yang tampak baginya sepintas-lalu baik, padahal ia tidak
mengetahui bagaimana akibatnya. Karena itu bila Rabb yang Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana memilihkan baginya sesuatu, hendaknya dia ridho dan menerima
pilihan Rabb Yang Ar-Rahman dan Ar-Rahim serta Maha Mengetahui, Maha Bijaksana
sekaligus, meskipun pada lahirnya pilihan itu pahit dan pedih rasanya, namun
itulah pilihan terbaik untuknya. Oleh sebab itu, bila kita berdoa kemudian
belum tercapai juga keinginan kita, hendaknya janganlah kita terburu-buru putus
harapan.
Abu Hasan Asy-Syadzili ra. ketika mengartikan QS.
Yunus[10]:9, berkata, “Maka terlaksananya kebinasaan Firaun yang berarti setelah
40 tahun doa Musa as.”
Syeikh Fadhalla Haeri, ulama yang juga menerjemahkan dan
mensyarah (mengomentari Al-Hikam) dalam komentarnya menambahkan:
Allah menjawab doa hamba-hamba-Nya yang penuh kerinduan dan
permohonan yang keluar dari hati yang ikhlas memohon pertolongan Allah, yang
didorong oleh perintah-Nya untuk kembali kepada-Nya. Jadi waktu dan cara Allah
menjawab doa para hamba-Nya tergantung pada Kekuasaan-Nya. Yang menjadi
hendaknya kita lakukan sebagai makhluk/ciptaan adalah berdoa, bergantung, dan
percaya kepada cara-cara yang sempurna dari Sang Pencipta dan Pengatur yang
juga Al-‘Alim, karena Dia selalu mengetahui keaadaan kita yang sebenarnya, juga
pertolongan serta perbekalan yang paling tepat yang kita butuhkan untuk
perjalanan menuju Dia.
Al-Buthi menjelaskan bahwa ada perbedaan antara meminta dan
berdoa. Ini penting untuk dipahami karena banyak yang tak mengerti. Meminta (الطلب) adalah menyampaikan
keinginan secara verbal saja. Tapi kalau berdoa tidak sesederhana itu. Berdoa adalah
menyampaikan keinginan tidak hanya secara verbal, tapi disertai hadirnya hati,
konsentrasi tinggi dan budi pekerti. Jadi, permintaan belum pasti dinamakan
doa, tapi doa sudah pasti dinamakan permintaan.
Permintaan bisa dianggap doa jika memenuhi 2 hal :
1. Dilakukan
dg cara hati sadar, rendah hati dan
merasa hina di hadapan Allah. Permintaan yang disampaikan kepada Allah dengan
hati lalai, lupa dan tanpa etika, tidak dinamakan doa dan tak dijamin diterima
oleh-Nya. Karenanya tak benar apabila berkata, “Kenapa Allah tidak kunjung
menerima doa saya, bukankah siapa saja yang berdoa pasti diterima?”
Dalam QS. Ghafir, 60 وقال ربكم ادعونى
أستجب لكم “Berdoalah kepadaku niscaya
akan kuperkenankan”
Jelas ini sikap yang salah, karena keinginan yang
ia sampaikan kepada Allah adalah permintaan saja, bukan doa. Permintaan dan doa
beda.
2. Orang yang meminta harus memulai permintaannya
dengan terlebih dulu bertaubat kepada
Allah dari segala maksiat yang dilakukan.
Maksudnya, jangan langsung menyampaikan
keinginan kepadaNya, tapi minta ampunan dulu dari segala dosa yang selama ini
dilakukan. Jika hanya sekadar menyampaikan keinginan, tapi di sisi lain masih
tetap dalam gelimang kemaksiatan, ini bukan doa, tapi meminta.
Ilustrasinya begini, kita menyampaikan keinginan pada orang
mulia, agar mengabulkan permintaan dan keinginan kita. Tapi sebelum itu, kita
lakukan kesalahan yang membuat orang mulia itu murka, jadi bagaimana mungkin
permintaan kita dikabulkan?
Itu pada manusia, lantas bagaimana bila kita menyampaikan
keinginan kepada Dzat yang Maha Mulia? Tentu harus lebih dari itu. Permintaan yang
tidak memenuhi 2 hal ini, bukan doa, tapi sekadar permintaan. Permintaan dinamakan
doa jika memenuhi 2 hal itu.
Allah berjanji akan mengabulkan doa, bukan permintaan. Jadi
jangan mengharap istijabah apabila itu permintaan. Istijabah yang dijanjikan
Allah itu jangan diartikan secara sempit. Istijabah itu luas, lebih luas dari
apa yang dipikirkan manusia. Jadi apabila kita berdoa dengan cara yang memenuhi
syarat, tapi masih belum dikabulkan juga, tenang dulu, jangan terburu-buru.
Doa itu tetap dikabulkan, meski tidak sesuai dengan harapan.
Kenapa? Karena Allah Maha Tahu, Maha Bijak, tahu pada yang terbaik bagi kita.
Jangan terburu-buru menvonis doa kita tidak dikabulkan, boleh jadi apabila
keinginan kita itu terwujud akan berdampak negatif pada kita.
Yang jelas, jika kita telah berdoa sesuai tuntunan di atas,
maka Allah akan memberi yang terbaik, meski itu tidak sesuai dengan keinginan. Dalam
hal ini sebaiknya kta merujuk pda al-Quran, surat al-Baqarah, ayat 216.
“…Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]:216)
Selanjutnya, al-Buthi mewanti-wanti, bahwa doa yang diperintah
oleh Allah itu bukan sebuah media untuk mencapai tujuan akhir. Doa adalah
ibadah dengan sendirinya. Doa adalah tujuan, bukan perantara. Kita berdoa bukan
hanya di saat butuh dan terkena musibah. Doa adalah sebuah menifestasi dari
wujud kehambaan kita pada-Nya. Dengan doa, kita jadi sadar bahwa kita lemah dan
butuh pada Allah. Kalo berdoa saat butuh saja, kita tidak akan berdoa lagi
apabila hajat kita terpenuhi. Ini tidak benar. Karenanya, diantara adab berdoa adalah,
kita tidak selalu menuntut Allah agar wajib mengabulkan doa kita. Meski di sisi
lain Allah telah menjanjikan doa kita dikabulkan apabila kita berdoa, tapi tidak
sepantasnya kita menuntut itu. Kita diperintah berdoa dengan cara yang baik, karena
doa itu ibadah. Soal dikabulkan atau tidak itu hak Allah.
Nabi bersabda, الدعاء
هوالعبادة Doa itu dg
sendirinya sudah dinamakan ibadah.
Kita hanya menjalankan perintah berdoa, karena kita adalah
hamba yang lemah. Selanjutnya kita pasrahkan kepada Allah. Allah sudah pasti
mengetahui yang terbaik kepada kita, sehingga Dia juga akan memberikan yang
terbaik kepada kita.
Dalam hal apapun, termasuk doa, kita terus tanamkan dalam
hati sikap husnudzhon kepada Allah
Wassalamualaikum ww. wb
Sumber :
http://chirpstory.com/li/ 236650
https://alhikam2012.wordpress.com/2012/07/07/terjemah-al-hikam-karya-syaikh-ibnu-aththoillah-oleh-ustadz-salim-bahreisy-hikmah-no-6/
Terima kasih telah membaca artikel Terjemah Al Hikam - Hikmah 6 - "Jangan Berputus asa, Hanya Karena Pemberian Tuhan Lambat Kepadamu", diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.