Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Recent Comments

Terjemah Al Hikam – Hikmah 8 - Apabila Dia Membukakan Bagimu Suatu Untuk Ma'rifat, Maka Jangan Kauhiraukan Amalmu yang Sedikit

Assalamualaikum ww. wb   

Terjemah Al Hikam – Hikmah 8


“Apabila Dia membukakan bagimu suatu untuk ma’rifat (mengenal pada-Nya), maka jangan kauhiraukan soal amal-mu yang masih sedikit, sebab Dia tidak membukakan bagimu, melainkan Dia akan memperkenalkan diri kepadamu. Tidakkah kau ketahui bahwa ma’rifat itu semata-mata anugrah Allah kepadamu, sedang amalmu adalah hadiahmu kepada-Nya. Maka bagaimanakah perbandingannya antara hadiahmu dengan anugrah-Nya kepadamu?”


Ustadz Salim Bahreisy ra. mensyarah dalam terjemahnya sebagai berikut:

Ma’rifat kepada Allah, merupakan puncak keberuntungan (falaha) seorang hamba, maka bila Dia telah membukakan bagimu suatu jalan ununtuk mengenal kepada-Nya, maka tidak usah kauhiraukan berapa banyak amal kebaikanmu. Sebab ma’rifat itu suatu karunia anugrah langsung dari Allah, maka ia sekali-kali tidak tergantung kepada banyak atau sedikitnya amal baik kita.

Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Allah berfirman:
Apabila Aku menguji hamba-Ku yang beriman, kemudian ia tidak mengeluh kepada orang yang menemuinya, maka Aku lepaskan ia dari ikatan-Ku dan aku gantikan ununtuknya daging dan darah(diri) yang lebih baik daripada dari semula, dan ia boleh memperbaiki amal shalihnya,sebab yang lalu telah Kuampuni semua.

Diriwayatkan: Allah telah menurunkan wahyu kepada salah seorang Nabi-Nya. Aku telah menurunkan bala'(ujian) kepada seorang hamba, kemudian ia berdoa, dan tetap Aku tunda permohonannya, akhirnya ia mengeluh, maka Aku katakan kepadanya, ‘Hamba-Ku bagaimana Aku memberikan rahmat-Ku kepada-mu, padahal Aku justru sedang memberimu Rahmat-Ku yang terselubung dalam bala’ tersebut. Karena dengan segala kelakuan kebaikanmu engkau tak dapat sampai ke tingkat yang akan Aku berikan kepadamu, maka dengan bala’ itulah engkau dapat mencapai maqam dan hal di sisi-Ku.’

Sedangkan Syaikh Fadhala Hairi dalam terjemahnya mensyarah sebagai berikut:

Kita tidak bisa mengukur seluruh rahmat Allah, atau membandingkannya dengan ilusi-ilusi kita tentang pengorbanan atau amal kebaikan kita. Apa pun yang kita tunjukkan kepada Sang Khaliq tidak sebanding dengan apa yang telah Dia karuniakan kepada kita, yakni fithrah dan cahaya ruh serta jiwa.

Sesungguhnya, Dia adalah Pencipta dan Pemelihara segala sesuatu yang di dalam dan di sekitar (diri) kita, baik yang kasat mata/dhohir maupun yang ghaib/tak kasat mata. Kebutuhan-kebutuhan dan amal-amal kita hanyalah tanda dan pendahuluan menuju pembukaan qalbu dan pertolongan, yang sebenarnya sudah ada hanya terhijab dari kita.

Dari kalam hikmah ini, al-Buthi membagi jalan untuk makrifat kepada Allah pada 2 hal:
1. Dari hamba ke Allah.
2. Dari Allah ke hamba

Proses yang pertama, merupakan perjalanan hamba menuju Rabb-nya dengan bekal keimanan yang kokoh pada hati dan akalnya. Ia berproses menata hati agar memiliki rasa cinta yang kuat kepada-Nya, serta rasa ta’dzim tinggi beserta amal yang baik. Kemudian ia menghadap kepada Allah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjahui semua larangan-Nya. Didukung dengan memperbanyak dzikir, membaca al-Quran pada setiap waktu. Inti dari proses makrifat yang pertama ini; secara bertahap berlatih menghindari urusan duniawi dan mengutamakan urusan ukhrawi. Endingnya, terpatri dalam jiwanya krakter mengutamakan urusan akhirat. Proses ini diistilahkan dengan "Jalan hidayah dan Inabah”

Proses yang ke-2 untuk makrifat kepada Allah adalah Allah datang kepada seorang hamba dengan memberi rahmah dan hidayah kepadanya. Ini bisa terjadi di saat seorang hamba sedang tenggelam dalam penyimpangan dan perilaku yang menjauhkan dirinya dari Allah. Tiba-tiba datanglah rahmat dari Allah secara tak terduga, melalui sebab yang hanya diketahui oleh-Nya. Dengan sebab ini, tampak kesadaran dan kelembutan sifat Allah yang menariknya untuk fokus menuju Sang Khaliq. Sehingga dalam waktu yang relatif singkat ia naik ke tangga makrifat, mahabbah dan ta’dzim kepadaa Allah SWT

Jalan makrifat yang ke-2 ini disebut dengan jalan ijtiba’ (Murni pilihan dari Allah terhadap hamba yang dikehendaki-Nya).  Jalan ini memberikan indikasi bahwa kita tidak memiliki otoritas sama sekali untuk meraih makrifat sesuai kehendak kita. Jalan makrifat yang ke-2 ini adalah murni kekhususan dari Allah kepada hamba yang dikehendaki-Nya.

Beda halnya dengann jalan yang pertama; yaitu jalan Inabah dan hidayah (kembali ke jalan Allah dan mendapat hidayah) yang merupkan proses yang bisa ditempuh oleh setiap hamba dengan ikhtiar yang maksimal dan kesungguhan yang tinggi. Ending usaha makrifat dari jalan yang pertama ini adalah datangnya hidayah sebagai buah dari usaha dan ketekunan ibadahnya

Nah, pada kalam hikmah yang ke-8 ini, Ibnu ‘Athoillah mefokuskan jalan makrifat pada bagian yang ke-2 yaitu jalan Ijtiba’. Yaitu Allah SWT akan memberi hidayah kepada hamba yang sedang ada dalam jurang kelalaian dan jauh dari-Nya. Melalui jalan ini, dalam wktu singkat ia akan meraih maqam makrifat yang tinggi dan dekat dengan Allah SWT.

Allah berfirman:
 اَللَّهُ يَجْتبِي إليه مَن يشَاءُ ويَهدي إليه مَن يُنيبُ
“Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepadaa agama tauhid dan memberi petunjuk kepada orang yang kembali kepada-Nya.”

Banyak cerita-cerita ulama salaf yang berubah menjadi kekasih Allah melalui proses ini. Di antaranya Syaikh Fudhail bin ‘Iyadh. Beliau menjadi tokoh sufi terkenal setelah melalui masa lalu yang sangat buruk, tapi akhirnya berubah menjadi waliyullah. Di masa sebelum bejatnya, beliau dikenal sebagai pelaku begal yang sering merampas harta orang di tengah jalan. Ceritanya begini, di suatu malam, beliau berada di tengah jalan bermaksud untuk membegal orang yang singgah di tempat itu, Tapi sebelum melancarkan aksinya, tiba-tiba ia mendapat hidayah dan pertolongan dari Allah. Sebab ini, ia berubah jadi ahli ibadah. Sejak saat itu, hatinya kosong dari urusan duniawi dan diganti dengan rasa ta’dzim, mahabbah dan khauf pda Allah SWT. Akhirnya, Fudhail bin Iyadh menjadi wali terkenal yang dijadikan panutan oleh ummat

Itulah salah satu contoh dari orang yang oleh Allah dikehendaki menjadi hamba yang dekat dengaNya melalui proses yang cepat. Namun, ada hal prinsip yang harus kita pahami dan jangan sampai salah paham dari kalam hikmah ini, yaitu ungkapan “Jangan hiraukan amalmu yang sedikit jika Allah sudah berkehendak utk mengangkatmu ke derajat makrifat"

Al-Buthi menjelaskan bahwa kata-kata ini khusus dilihat setelah orang itu mendapatkan hidayah dari Allah. Bukan malah dibuat dalil untuk lalai / santai-santai dalam melakukan kewajiban-kewajiban dan meningkatkan sunnah-sunnah yang dianjurkan. Sebab, hamba yang akan mendapat hidayah semacam ini, ia akan merasakan manisnya cinta kepada Allah, setelah beribadah yang tekun. Oleh karena itu, janganlah sampai lalai dan lemah beribadah dengan berdalih uraian kalam hikmah di atas. Catat!

Juga, tak usah heran jika ada orang yang awalnya jauh dari rahmat Allah, namun tiba-tiba jadi orang yang senang dan rajin beribadah. Dia berarti termasuk hamba pilihan yang memang disetting untuk makrifat kepada-Nya dengan proses yang instan.

Masih ingat kalam hikmah yang pertama kan? Bahwa kita dilarang mengandalkan amal ibadah yang kita laksankan. Jika kita rajin ibadah dan akhirnya mendapat derajat tinggi di sisiNya, ini bukan sebab amal kita, tapi murni anugrah dari Allah. Dari ini kita tau, bahwa anugrah dan hidayah Allah jauh lebih cepat menyebabkan makrifat daripada amal yang kita kerjakan. Karena amal ibadah yang kita kerjakan, masih rentan tercampur oleh penyakit hati, seperti riya', ujub, sombong, dst.

Semoga kita semua bisa sampai pada maqam makrifat dengan cara yang Allah kehendaki untuk kita. Amin ya Rabbal Alamin.

Demikian Hikmah 8 ini. Semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum ww. wb

Sumber :

http://chirpstory.com/li/ 237015

https://alhikam2012.wordpress.com/2012/07/07/terjemah-al-hikam-karya-syaikh-ibnu-aththoillah-oleh-ustadz-salim-bahreisy-hikmah-no-8/
Terima kasih telah membaca artikel Terjemah Al Hikam – Hikmah 8 - Apabila Dia Membukakan Bagimu Suatu Untuk Ma'rifat, Maka Jangan Kauhiraukan Amalmu yang Sedikit, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.

Recent Posts :