Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Recent Comments

Al Hikam 30 - Berdermalah Menurut Kemampuan

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb   

"Orang yang mempunyai keluasan harta, hendaklah berderma menurut kemampuannya. Ini ditujukan kepada mereka yang telah sampai kepada Allah."

"Dan bagi siapa yang masih sempit rezkinya, maka hendaknya ia mendermakan apa yang diberikan Allah kepadanya. Ini ditujukan kepada mereka yang tengah menuju Allah"

Maksudnya, Ibnu Athaillah membuat metafora: Orang yang telah sampai pada Allah diumpamakan dengan orang kaya, adapun orang yang masih berjalan menuju Allah diumpamakan orang yang masih disempitkan rezekinya. Jadi, keduanya mesti berbuat sesuai statusnya. Yang kaya berderma sesuai keluasan rezekinya, yang miskin berderma semampunya.

Begitupun orang yang sudah sampai pada Allah dan yang belum sampai. Ada hal berbeda yang mesti diperbuat masing-masing. 

Dalam Hikmah 29, Ibnu Athaillah membedakan antara orang yang menjadikan Allah sebagai dalil bagi adanya makhluk dan yang menjadikan adanya makhluk sebagai dalil bagi adanya Allah. Dan Ibnu Athaillah juga telah menjelaskan betapa jauh derajat antara kedua tipe orang tersebut.

Pada Hikmah 30 ini beliau memberi catatan dan penjelasan bahwa kedua tipe orang tersebut sama-sama baik. Maka Ibnu Athaillah menjelaskan, bahwa orang yang telah sampai pada Allah, yang telah mengenal-Nya tanpa jadikan alam sebagai dalil Orang tipe itu sesuai dengann firman Allah: "Orang yang berkeluasan harta hendakanya berderma sesuai kelapangannya"

Derma di sini tak lain adalah ungkapan syukur kepada Allah. Cara bersyukurnya orang kaya, ya berderma yang banyak. Nah, begitupun orang yang telah sampai kepada Allah, yang telah mengenal Allah, ia juga mesti bersyukur kepada Allah. Cara syukurnya orang yang telah sampai kepada Allah, dengan memenuhi semua hak-hak Allah, dakwah, dan menanamkan kecintaan kepada Allah di dalam hatinya.

Adapun orang yang belum sampai kepada Allah, masih berjalan menuju Allah dan masih belum mengenal-Nya maka ia masih perlu menjadikan adanya alam ini sebagai bukti bagi adanya Allah. Ia masih perlu hujah yang bisa menundukkan hati dan pikirannya. Hujah dan dalil itu ia butuhkan agar ia kenal dan sampai pada Allah. Alhasil, orang tipe ini masih terus berusaha untuk sampai pada Allah.

Nah, orang tipe kedua ini oleh Ibn Athaillah disesuaikan dengan lanjutan ayat diatas, yakni

"Barangsiapa yang sempit rezkinya, maka hendaknya ia mendermakan apa yang diberikan Allah kepadanya"

Jadi meski rezeki orang miskin ini tidak banyak, ia juga mesti bersyukur kepada Allah, dengan cara berderma semampunya. Nah, orang yang sedang berjalan kepada Allah, yang belum sampai kepada-Nya dan belum mengenal-Nya, juga harus bersyukur kepada Allah, caranya? Tentu dengan berusaha sekuat tenaga untuk membersihkan jiwa, memerangi nafsu, dan segala yang menghalangi jalan menuju Allah. Orang ini juga mesti terus memperkuat bukti-bukti kekuasaan Allah, bukti aqli maupun kauni, hingga akhirnya ia bisa sampai pada Allah juga

Tapi meski kedua tipe orang tadi beda nasib dan beda kelas, bagaimanapun keduanya tetap sama baiknya, meski yang 1 sampai pada Allah dengan secepat kilat, yang ke-2 masih dalam perjalanan panjang, namun kedua-duanya akhirnya juga mengenal Allah. Kedua tipe orang itu, meski dengan cara berbeda, telah peroleh nikmat makrifat kepada Allah. Adakah nikmat yang lebih agung dari itu? Tidak ada! Jadi, baik Allah membuat Anda mengenal-Nya tanpa perlu bukti, atau masih dengan sejumlah bukti. Keduanya tetap wajib disyukuri. Maka, orang seperti kita, yang untuk mengenal Allah masih butuh dalil-dalil dan bukti-bukti, akan wujud Allah, qudariat-iradat-Nya dst, jika setelah itu kita berhasil, maka kita harus tinggalkan urusan dalil-dalil dan bukti-bukti itu. Jangan masih muter-muter pada urusan itu saja. Setelah kita tahu dan kenal bahwa Allah itu Maha Wujud, Maha Kuasa, Maha Bijaksana, Maha Menyiksa, Maha Pengampun, dst. Maka setelah itu kita harus segera berbuat, beramal, beribadah, mendekat kepada-Nya, berusaha meraih Cinta dan Ridha-Nya

Jika setelah kenal Allah dengan beragam bukti dan dalil, namun kita tak beranjak dari mengutak-atik bukti-bukti itu, bereksperimen terus-terusan, berarti kita hanya muter-muter di tempat yang sama dan tak akan pernah sampai pada tujuan, yakani meraih Ampunan, Cinta, dan Ridha Allah.
Demikian uraian Hikmah 30.

Wassalamualaikum wr.wb


Referensi :
http://chirpstory.com/li/241065





Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 30 - Berdermalah Menurut Kemampuan, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.

Recent Posts :