Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb
“ Tidak Ada Dosa Kecil Apabila Dihadapkan Pada Keadilan-Nya, dan Tidak Ada Dosa Besar Apabila Dihadapkan Pada Karunia-Nya"
Para ulama memilah dosa pada dosa kecil dan dosa besar.
Dasarnya ialah ayat berikut:
”Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa
yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu
(dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)“
(QS An Nisaa :31)
Definisi dosa besar itu amat beragam, tapi Syekh al-Buthi
memilih salah satu yang paling definitif, Dosa besar adalah setiap dosa yang
dinash ada ancaman siksa di akhirat, atau ada hadnya di dunia.
Maka dosa besar itu antara lain adalah sebagai berikut:
- Syirik atau menyekutukan Allah
- Menyakiti kedua orang tua
- Membunuh orang mukmin tanpa haq
- Menuduh zina pada orang muhshan
- Makan riba
- Lari dari medan perang
- Makan harta anak yatim
- Berzina
- Menyimpan persaksian
- Sumpah palsu
- Minum miras (baik oplosan atau bukan
- Meninggalkan shalat
- Merusak perjanjian dan memutus ikatan rahim
- Dan.... melakukan dosa kecil secara rutin juga termasuk dosa besar. Karena termasuk melakukan tipu daya kepada Allah.
Kemudian yang perlu diperhatikan, bahwa dosa dipilah pada
besar dan kecil itu jika dilihat dari kacamata syariat, di mana syariat itu
diturunkan oleh Allah murni untuk kemaslahatan hamba-hamba-Nya. Dosa-dosa besar
yang telah diterangkan tadi, digolongkan dosa besar karena semua itu
membahayakan pada hamba-hamba Allah.
Coba perhatikan kembali dosa-dosa besar tadi: membunuh,
riba, minum miras, nuduh zina, berzina, semua bahaya buat kita. jadi semua itu
dianggap dosa besar oleh syariat tak ada lain agar kita ini aman dan nyaman.
Sedang dosa-dosa yang digolongkan dosa kecil lumrahnya yang
berkait dengan hak-hak Allah, atau hak-hak makhluk yang tidak membahayakan. Jadi
jelas hukuman- hukuman berat ditetapkan bagi para pelaku dosa besar tak ada
lain selain untuk kemaslahatan hamba- hamba Allah.
Adapun jika dosa ditinjau dari status hamba dalam
hubungannya dengan Tuhannya, maka di sini tak ada istilah dosa besar atau kecil.
Tanpa meninjau hukum syariat, maka dosa tak ada yang kecil. Semuanya besar dan
semuanya berbahaya, karena kewajiban tiap hamba ialah menyembah kepada Tuhannya
dan tak mendurhakaiNya. Tiap kedurhakaan ialah dosa besar
Jadi kesimpulannya, Andai Allah menerapkan keadilannya, maka
tiap pelaku dosa, besar atau kecil, pasti disiksaNya. Namun sebaliknya, jika
Allah menerapkan anugerah dan kasih sayangnya, maka tak ada dosa yang layak
disebut besar. Nah, sekarang yang terpenting bagi untuk kita ketahui ialah,
jalan apakah yang bisa membawa kita meraih anugerahNya? dan jalan apakah yang
bisa mengantarkan kita di jalur keadilan Allah hingga kita dituntut memenuhi
hak-hak Nya dengan lengkap?
Jalan untuk meraih anugerahNya ialah dengan memantapkan tekad untuk
selalu teguh dalam taat dan menghindari maksiat denga meyakini bahwa tak ada
upaya dan kekuatan untuk melaksanakan ketaatan dan menghindari kemaksiatan
kecuali dengan Allah.
Laa haula walaa
quwwata illaa billaah... Kita mesti meyakini bahwa kemampuan dan kekuatan hanya
dari Allah. Selepas tekad keteguhan itu, kita mesti yakin bahwa tiap ketaatan yang
kita lakukan itu terjadi hanya berkat pertolongan Allah. Jadi ketika kita telah
menunaikan ibadah, kita tak lantas mendaku bahwa itu terlaksana sebab kekuatan
kita yang mesti kita lakukan ialah bersyukur bahwa kita telah diberi
pertolongan Allah untuk tunaikan ibadah itu. kita juga mesti berharap agar
ibadah itu diterima Allah. Bukannya malah menuntut pahala dariNya
Lalu jika kita terjatuh pada maksiat tanpa sengaja, kita
kudu lekas menyadari dan menyesalinya; merendahkan diri di hadapan keagunganNya.
Kita harus segera melakukan taubat nasuha; menyadari, menyesali, dan bertekad
untuk tak akan mengulangi. Nah, jika langkah- langkah ini yang kita tempuh,
berarti kita sedang berada di jalan anugerah dan belas kasihNya. Bukan di jalan
keadilanNya. Artinya, jika sikap kita kepada Allah seperti itu, berarti kita sedang
menuju belas kasih Allah. Di sini tak ada dosa yang dianggap besar.
Namun jika
sikap kita kepada Allah adalah sebaliknya, berarti kita sedang di jalur menuju
diterapkannya keadilan Allah. Yakni jika taat, kita mengaku itu sebagai hasil
usaha kita sendiri. Jika kita maksiat, kita malah meremehkan dan mengentengkan.
Tak menyesal.
Nah, kepada orang yang bersikap seperti ini, Allah
menerapkan keadilanNya. Di hadapan keadilanNya, tak ada dosa kecil. Semua dosa
jadi besar. Di hadapan keadilan Allah, segenap kemaksiatan, sekecil apapun,
amat berhak menerima siksaan dariNya. Na'udzubillah
Semoga kita dimasukkan golongan yang pertama ya... Yaitu orang-
orang yang berada di jalur menuju anugerah dan belas kasih Allah. Amin.... dan
moga kita dihindarkan dari jalur kedua, yaitu jalur orang- orang yang dijerat dengan
keadilan Allah... Amin...
Referensi :
Pesantren Sidogiri@sidogiri
http://chirpstory.com/li/243786
Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 50 : Antara Dosa Besar dan Dosa Kecil, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.