Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb
"Tiada amal kebaikan yang lebih diharapkan untuk diterima oleh Allah melebihi amal yang keberadaannya sudah terlupa olehmu dan di dalam pandanganmu amal tersebut terlihat remeh atau kecil."
Baiklah, mari ikuti, Hikmah ini akan mengajari kita tentang
amal apa saja yang berpotensi diterima/tidak diterima oleh Allah.
Pertama-tama perlu kita ketahui bahwa sebagai manusia biasa
kita tidak memiliki kekuatan apa-apa tuk slalu berbuat baik / meninggalkan
maksiat. Secara umum kalam hikmah ini menginformasikan bahwa amal baik yang
berpotensi diterima oleh Allah adalah yang remeh dan sudah tak dihiraukan lagi.
Ketika kita berada dalam kondisi berbuat kebaikan / sedang
meninggalkan kemaksiatan maka itu semata-mata pertolongan dan taufiq dri Allah.
Karena kita tak memiliki kekuatan apa-apa, ketika Allah mentakdir kita dengan
kebaikan maka sikap bijak yang mesti kita lakukan adalah bersyukur.
Sebaliknya, jika Allah tidak memberi pertolongan dan
taufiqnya kepada kita, maka langkah kita akan dikuasai oleh nafsu dan
kepentingan duniawi. Maka dari itu, tidak heran apabila Rasul selalu
menganjurkan kita tuk senantiasa berucap Laa hawlawalaa quwwata illaa billaah. Arti
dzikir yang diajarkan Rasul tersebut semakin menegaskan bahwa dalam berbuat
taat/meninggalkan maksiat semuanya karena pertolongan Allah.
Allah mencipta manusia dalam kondisi lemah, tak berdaya dan
tak memiliki kekuatan apa-apa. Termasuk dalam menolak ajakan syaitan untuk
berbuat dosa, dampak dari diciptakannya nafsu dan godaan syaitan terhadap kita adalah
amal perbuatan baik kita sulit untuk benar-benar murni karena Allah.
Kadang ketika berbuat baik/beribadah kita sudah
menganggapnya sempurna tanpa cela, tidak taunya syaitan menyelinap di dalam
amal tersebut. Ketika sejatinya amal baik tersebut masih bercampur dengan
nafsu/kepentingan duniawi belaka maka tentu sulit untuk diterima oleh Allah.
Ketika kita mengetahui realitas ini, di saat selesai berbuat
baik mestinya kita harap-harap cemas dan waspada akan ketidakmurnian amal baik
itu. Di saat beribadah misalnya, kita tak bangga diri amal tersebut dihasilkan karena
kekuatan kita. Sejatinya semua itu dari Allah semata.
Karena itu Rasulullah mengajarkan kita do'a tuk senantiasa
diberi kekuatan berbuat baik yang a rtinya, "Ya Allah, tolonglah hamba
agar senantiasa berdzikir, bersyukur dan beribadah dengan baik kepada-Mu"
Hamba-hamba Allah yang shaleh, ketika beribadah ia tidak
terlalu memperdulikan apakah amal itu diterima/tidak. Mereka tidak sibuk
ngurusi itu. Justru, di saat berbuat baik atau beribadah mereka sibuk bersyukur
karena Allah telah memberinya kesempatan berbuat kebaikan.
Mereka tidak begitu menghiraukan apakah amalnya
diterima/tidak, karena bukan tak mungkin amal baiknya masih bercampur dengan
nafsu/godaan syaitan. Di sinilah momentum kalam hikmah ini, semakin amal baik
itu tidak dihiraukan, maka sejatinya potensi untuk diterima oleh-Nya makin
terbuka.
Sebaliknya, di saat selesai berbuat baik kita masih
disibukkan dengan amal tersebut, potensi untuk tidak diterima semakin terbuka. Para
ulama shaleh telah mencontohkan hal ini, di saat mereka beribadah, mereka tak
mengandalkan ibadahnya karena yakin diterima oleh Allah. Mereka justru khawatir
amal ibadah tersebut tak diterima oleh-Nya, karena khawatir bercampur nafsu seperti
bangga diri, riya, dll.
Para shahabat Nabi juga telah mencontohkan hal ini. Bahkan
meski mereka ada yang dijamin masuk surga, seperti Khalifah Umar bin Khattab. Beliau
ketika berjumpa dengan anak kecil, mencium tangannya dan memohon agar didoakan.
"Doakan saya, karena kamu masih belum berdosa," ucapnya.
Sikap Umar tersebut patut menjadi teladan bagi kita agar tidak
pernah mengandalkan amal baik apapun. Cukuplah kita senantiasa meminta agar
diberi kekuatan untuk berbuat baik dan beribadah untuk-Nya. Setelah itu
bersyukur dan tawakkal kepada-Nya.
Referensi :
Pesantren Sidogiri@sidogiri
http://chirpstory.com/li/243920
Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 51 : Lupakan Amal Baikmu, Pasrahkan Kepada-Nya, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.