Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Recent Comments

Al Hikam 58 : Mengatasi Sifat Tamak

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb

 “Berbagai cabang kehinaan tidak akan berkembang biak, kecuali di atas bibit ketamakan”

Sebelum kita kaji lebih mendalam tentang isi kalam hikmah di atas, ada hal penting yang perlu kita pahami dan yakini lebih awal. Islam adalah agama keselamatan, satu-satunya jalan menuju kemulian hakiki, tak ada jalan lain untuk bisa mengantarkan pada ketenangan.

Islam adalah agama yang selalu relevan kapan dan dimana pun. Agama tauhid yang dibangun di atas akidah yang kokoh dengan  ketauhidan yang total. Islam adalah agama yang telah dewasa sejak lahirnya, mengajarkan persatuan sebagai prinsip dalam menjalani kehidupan sosial.

Islam mengajarkan untuk selalu meng-Esakan Tuhan, Dialah Pengatur Alam Semesta, Pemberi Manfaat dan Mudharat, Pemberi Rezqi dan segala-galanya. Dialah yang Maha Kuasa, Maha Perkasa, Maha Kaya Raya yang memiliki segala yang ada. Semua yang wujud membutuhkan-Nya sepanjang masa.

Sedangkan segenap perbuatan ibadah dan ketaatan disyariatkan, guna mengokohkan i’tikad dan keyakinan para hamba tentang wujud Allah SWT. Jika seorang hamba sudah bisa menjalankan segala kebajikannya dengan  penuh kesadaran, maka semua urusannya akan selalu dikembalikan padaa Tuhan. Karena hatinya sudah penuh dengan  keyakinan, bahwa semua yang dijalani tidaklah lepas dari control tangan Tuhan dan kehendak-Nya.

Baiklah, kita kembali pada kalam hikmah di atas; “Berbagai cabang kehinaan hanya bisa berkembang biak di atas bibit ketamakan”

Sangat luar biasa, kalam ini mngandung makna yang sangat tinggi. Artinya; Jika kehinaan adalah sebuah pohon yang dapat berkembang pada diri manusia, maka tidaklah pohon itu tumbuh dan berkembang biak, kecuali dari biji dan bibit ketamakan.

Ketahuilah! Andaikan tak ada sifat tamak, niscaya tidak akan ditemukan kehinaan antara sesama manusia. Tamak yang menjalar pada diri mausia berkisar antara ingin selalu tambah dengan  harta yang dimiliki, ingin selalu naik dengan  pangkat yang disandang dst.

Kehinaan pada diri manusia yang disebabkan tamak ini, dapat menghilangkan kemuliaan istimewa yang dianugrahkan oleh Allah SWT.

Allah SWT berfirman;
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. [QS: 17: 70]

Namun, jika mau menghilangkan sifat tamak secara total pada diri manusia, sangat sulit sekali. Lebih-lebih yang terkait dengan  harta dan syahwat manusia. Karena Allah SWT menciptakan manusia dalam tabiat seperti itu, butuh untuk makan dan juga pada harta sebagai penunjang kehidupan.

Secara tabiat, manusia memang butuh untuk makan, butuh pada pakaian dan butuh harta untuk keberlangsungan dan kelestarian hidup. Firman Allah tentang sifat manusia cinta pada harta
dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, [QS.Al Adiyat 8-9]

Dalam surat lain juga disebutkan:
dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. Jangan (berbuat demikian). Apabila bumi digoncangkan berturut-turut, [QS.Al Fajr 20-21]

Lantas bagaimana caranya untuk menghindar dan menjahui dari sifat tamak ini, jika memang sudah tabiat pada diri manusia? Langkah apa yang mesti kita ambil supaya bebas dari sifat tamak ini? Tidak ada lagi cara yang paling jitu, melainkan dengan  mengokohkan hakikat wahdaniat (keesaan) Allah pada akal dan hati kita.

Sehingga tak ada keraguan sama sekali pada pikiran kita, bahkan meyakini bahwa entitas alam ini diatur oleh Dzat yang Maha Esa, tiada sekutu baginya. Tak ada daya dan upaya kecuali atas pertolongan-Nya dan sesungguhnya sebab kauniyah yang adalah tentara dari beberapa tentara Allah. Yang dikirim untuk menjalarkan keyakinan pada akal manusia tentang hakikat keesaan Allah dengan  dorongan selalu banyak dzikir dan laksanakan kebajikan

Jika konsep tauhid ini terpatri pada dirinya, maka dengan  segala ketamakannya dia akan selalu menghadap pada Dzat yang memenuhi segalanya. Senantiasa menghaturkan semua keinginannya kepada Dzat yang memiliki segala yang ada, dan selalu mengungsi ke hadapan-Nya. Jika imannya sudah mulai kokoh seperti itu, maka dia tidak akan pernah mengandalkan sesama manusia. Dia akan selalu mngandalkan Sang Maha Raja.

Dia selalu yakin dengan  pesan-pesan Allah yang termaktub dalm kitab suci-Nya, seperti ayat tentang rezeqi dan jaminan ketenangan hidup dari-Nya. Allah berfirman
“Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui” [QS: 24:32]

Di surat lain Allah berfirman;
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [QS:16:97]

Jika sudah memiliki karakter dan keyakinan seperti pada ayat di atas, maka ketamakannya akan sirna. Dan dia akan selalu kembali kepadaNya. Inilah ajaran islam, menbimbing penganutnya untuk meraih ketenangan, ketenangan hakiki, ketenangan abadi di Dunia dan Akhirat.

Sumber :

Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 58 : Mengatasi Sifat Tamak, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.

Recent Posts :