Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb
“Engkau adalah manusia merdeka untuk hal-hal yang tak engkau harapkan, tapi engkau itu budak untuk hal-hal yang engkau harapkan”
Hikmah ini
menjabarkan makna kemerdekaan diri secara mendalam: bagaimanakah arti merdeka yang
sesungguhnya? Apakah bebas dari intervensi orang lain itu disebut merdeka?
Apakah bebas berekspresi sepuasnya itu juga merdeka? Bebas berekpresi tanpa
memperdulikan nilai-nilai luhur tradisi agama dan masyarakat, apakah itu arti
kemerdekaan?
Lalu apa makna “merdeka” yang sebenarnya? Lalu bagaimanakah
Islam menyikapi hal ini?
Ciri-ciri paling mudah dari kemerdekaan versi Islam bisa
dinalar dari secuil contoh berikut: seorang Muslim punya masalah berat. Ia sudah berusaha sekuat tenaga mengatasi
problem yang melilit dirinya, tapi tetap saja usahanya selalu gagal. Ia sudah
coba berkonsultasi pada orang-orang bijak. Ia lalu coba mengaplikasikan metode
dari orang bijak tadi. Tapi hasilnya? Usaha kerasnya malah sia-sia dan tanpa
hasil. Tak ada manfaat yang bisa diambil dari petunjuk orang bijak itu.
Saat semua usaha yang dilakukan tak berhasil, ia mulai putus
asa. Ia lalu banting setir dan lari minta bantuan menuju Allah. Usahanya
dikerahkan hanya untuk ibadah dan berdoa kepada Allah. Bagi dirinya, tak ada
tumpuan lagi selain Allah saja. Diluar dugaan, masalah yang membelit dirinya
ternyata berangsur-angsur hilang. Sekarang hidupnya mulai terasa ringan dan
bebas. Maka ia sadar jika dirinya tak berdaya menghadapi problem hidup. Ia juga
sadar bahwa ternyata hanya Allah yang bisa mengatasinya. Ia lalu semakin butuh
pada kasih sayang Allah. Ia merasa tambah hina dihadapan Allah. Ia makin takut
kepada Allah. Sampai disini sekelumit contoh tadi. Lalu, apakah kesimpulan yang
ditangkap pikiran Anda dari contoh tadi?
Kesimpulannya, kata al-Buthi, Islam melihat kemerdekaan
manusia sebagai: nilai plus antara diri manusia itu dengan Allah. Semakin ia
merasa dirinya kosong, lemah, tak berdaya dan makin menghamba kepada Allah,
maka itulah arti kemerdekaan. Menghamba kepada Allah bukan berarti kita jadi
terhina. Menjadi hamba Allah itu mulia, sebagaimana dalam
Hai orang-orang yang
beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. [QS
2:208]
Arti ringkas ayat ini: jangan pernah mau jadi hamba syetan,
sebab mereka adalah musuh utama kita. Menghambalah pada Allah! Jika Anda
berpengetahuan luas, pastinya Anda tahu hikmah Allah menurunkan aturan-aturan agama
Islam ke dunia ini. Lewat agama Islam, sebenarnya Allah hendak mengatur manusia
dengan aturan dan tatanan hidup yang terbaik.
Agar mereka bebas dari intervensi manusia lain, atau hal
berbau duniawi yang bisa merusak konsentrasi dirinya dengan Allah. Aturan
sebenarnya, manusia itu hanya fokus ibadah pada Allah. Tidak ikut manusia,
apalagi terbawa arus negatifnya. Itulah makna kemerdekaan versi agama Islam
sesungguhnya. Merdeka yang tak menjajah, tapi malah menguntungkan. Buat apa
bersombong diri, selalu merasa jadi terbaik dan terus menerus menuruti bisikan
nafsu yang menjerumuskan jika akhirnya malah tak bisa mengatasi problem
sendiri!
Semoga semua usaha dan ibadah kita diterima sebagai amal
shaleh di sisi-Nya. Amin ya Rabbal Alamin.
Sumber :
Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 60 : Arti Medeka yang Sesungguhnya, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.