Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Recent Comments

Al Hikam 62 : Seseorang Yang Tak Pandai Bersyukur, Kenikmatan Akan Segera Kabur

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb   

"Seseorang yang tak pandai bersyukur, kenikmatan akan segera kabur. tapi jika nikmat selalu bersambut syukur, pasti kian tumbuh subur".

Kebanyakan seseorang menerjemahkan kata syukur terbatas pada ucapan 'Alhamdulillah' yang senantiasa diulang berkali-kali. Sering kita berkata 'Alhamdulillah baik' saat ditanya, apa kabar? Demikian ini oleh banyak orang dianggap bersyukur. Apa sesederhana itu?

Perhatikan QS. As-Saba':13 berikut.
Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.
 Jelas ayat ini mengindikasikan konsep syukur tidaklah sesimple yang dikira.

Syukur dalam Al-Quran maknanya berbeda. Tak sesimple 'Alhamdulillah' yang orang fasik pun kerap mengucapkan, meski ia tak paham maksudnya. Syukur di sini tentang suluk dan pemberdayaan, yaitu memberdayakan segala nikmat yang Allah beri sesuai tujuan asal penciptaannya. Ucapan 'Alhamdulillah' dan 'Saya bersyukur' hanyalah fragmen dari suluk di atas, serta janji seseorang untuk melaksanakan isinya.

Jika amal sesuai dengan ucapan tersebut maka hal itu benar. Namun jika amal tidak sesuai, maka orang yang berkata 'Alhamdulillah ' itu bohong.

Sudah semestinya nikmat Allah digunakan dengan baik. Nikmat akal disyukuri dengan berusaha mengenal keesan-Nya melalui dalil-dalil alam yang ada. Cara mensyukuri nikmat indra penglihatan yaitu dengan mengamati benda sekira dapat mempertebal kadar makrifat kepada Allah dan sifat-sifat-Nya.


Begitu pula nikmat-nikmat yang lain, harus disyukuri dengan selayaknya. Agar kita tercatat sebagai hamba bersyukur bukan hamba yang kufur. Jika demikian, seseorang diberi nikmat harta dan kekayaan, namun justru digunakan maksiat, berarti ia 'kufur' terhadap nikmat-Nya.

'Kufur' dalam QS. Ibrahim:7 berikut ini tentu bukan lawan kata 'iman', melainkan lawan kata syukur dengan arti pemberdayaan nikmat sesuai tujuan diciptakan.
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Kufur yang dimaksud di sini yaitu tidak menghargai anugerah yang Allah beri dengan cara menggunakannya di jalan yang tidak semestinya. Dengan panjelasan syukur dan kufur nikmat di atas, maka tidak mensyukuri nikmat, berdampak seseorang terhalang atas nikmat tersebut.

Bila seseorang tidak bersyukur; nikmat justru dibuat maksiat, namun ia senantiasa menikmati kenikmatan itu, bisa jadi ini adalah istidraj. Istidraj adalah hukuman secara perlahan diberikan kepada seseorang, berupa limpahan nikmat, padahal ia terus dalam kungkungan maksiat.

Demikian pula jika anda bersyukur, kemudian Allah mencabut nikmat dari kehidupan anda, maka ini bagian dari belas kasih Tuhan kepada anda. Betapa tidak, dengan ditariknya kenikmatan, berarti Allah menjauhkan anda dari hal yang menyebabkan anda sibuk dan lupa dari-Nya. Orang yang dirundung cobaan dan musibah silih berganti, bukan berarti orang itu jelek, bukan orang baik-baik, banyak dosa dan tidak bersyukur. Karena terkadang Allah memberi musibah untuk menghapus dosa yang ia lakukan atau untuk mengangkat derajat lebih tinggi di sisi-Nya.

Perhatikan hikmah berikutnya, "orang yang pandai bersyukur, nikmat kian tumbuh subur". Ketika meninggalkan syukur, nikmat 'akan segera' kabur dan belum pasti kabur, sebab bisa saja Allah tidak mnghapus nikmat dalam rangka istidraj. Namun jika pandai bersyukur, pasti nikmat tumbuh subur, bahkan semakin bertambah dan terus bertambah. Perbedaan ini bagian dari kemurahan. Sekaligus bagian dari 'kasih sayang' Allah, keadilan dan keagungan rahmat-Nya. Syukur kepada Allah wajib dilakukan tuk memenuhi hak ilahiyah, tapi percayalah manisnya akan dirasakan juga oleh masyarakat di sekitar kita.

Sumber :

Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 62 : Seseorang Yang Tak Pandai Bersyukur, Kenikmatan Akan Segera Kabur, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.

Recent Posts :