Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb
"Seseorang yang tak pandai bersyukur, kenikmatan akan segera kabur. tapi jika nikmat selalu bersambut syukur, pasti kian tumbuh subur".
Kebanyakan seseorang menerjemahkan kata syukur terbatas pada
ucapan 'Alhamdulillah' yang senantiasa diulang berkali-kali. Sering kita
berkata 'Alhamdulillah baik' saat ditanya, apa kabar? Demikian ini oleh banyak
orang dianggap bersyukur. Apa sesederhana itu?
Perhatikan QS. As-Saba':13 berikut.
Para jin itu membuat
untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan
patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang
tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur
(kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.
Jelas ayat ini
mengindikasikan konsep syukur tidaklah sesimple yang dikira.
Syukur dalam Al-Quran maknanya berbeda. Tak sesimple
'Alhamdulillah' yang orang fasik pun kerap mengucapkan, meski ia tak paham
maksudnya. Syukur di sini tentang suluk dan pemberdayaan, yaitu memberdayakan segala nikmat yang Allah beri
sesuai tujuan asal penciptaannya. Ucapan 'Alhamdulillah' dan 'Saya bersyukur'
hanyalah fragmen dari suluk di atas, serta janji seseorang untuk melaksanakan
isinya.
Jika amal sesuai dengan ucapan tersebut maka hal itu benar.
Namun jika amal tidak sesuai, maka orang yang berkata 'Alhamdulillah ' itu
bohong.
Sudah semestinya nikmat Allah digunakan dengan baik. Nikmat
akal disyukuri dengan berusaha mengenal keesan-Nya melalui dalil-dalil alam yang
ada. Cara mensyukuri nikmat indra penglihatan yaitu dengan mengamati benda
sekira dapat mempertebal kadar makrifat kepada Allah dan sifat-sifat-Nya.
Begitu pula nikmat-nikmat yang lain, harus disyukuri dengan
selayaknya. Agar kita tercatat sebagai hamba bersyukur bukan hamba yang kufur. Jika
demikian, seseorang diberi nikmat harta dan kekayaan, namun justru digunakan
maksiat, berarti ia 'kufur' terhadap nikmat-Nya.
'Kufur' dalam QS. Ibrahim:7 berikut ini tentu bukan lawan
kata 'iman', melainkan lawan kata syukur dengan arti pemberdayaan nikmat sesuai
tujuan diciptakan.
Dan (ingatlah juga),
tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Kufur yang dimaksud di sini yaitu tidak menghargai anugerah yang
Allah beri dengan cara menggunakannya di jalan yang tidak semestinya. Dengan
panjelasan syukur dan kufur nikmat di atas, maka tidak mensyukuri nikmat,
berdampak seseorang terhalang atas nikmat tersebut.
Bila seseorang tidak bersyukur; nikmat justru dibuat
maksiat, namun ia senantiasa menikmati kenikmatan itu, bisa jadi ini adalah
istidraj. Istidraj adalah hukuman secara perlahan diberikan kepada seseorang,
berupa limpahan nikmat, padahal ia terus dalam kungkungan maksiat.
Demikian pula jika anda bersyukur, kemudian Allah mencabut
nikmat dari kehidupan anda, maka ini bagian dari belas kasih Tuhan kepada anda.
Betapa tidak, dengan ditariknya kenikmatan, berarti Allah menjauhkan anda dari
hal yang menyebabkan anda sibuk dan lupa dari-Nya. Orang yang dirundung cobaan dan
musibah silih berganti, bukan berarti orang itu jelek, bukan orang baik-baik,
banyak dosa dan tidak bersyukur. Karena terkadang Allah memberi musibah untuk
menghapus dosa yang ia lakukan atau untuk mengangkat derajat lebih tinggi di
sisi-Nya.
Perhatikan hikmah berikutnya, "orang yang pandai bersyukur, nikmat kian tumbuh subur". Ketika
meninggalkan syukur, nikmat 'akan segera' kabur dan belum pasti kabur, sebab
bisa saja Allah tidak mnghapus nikmat dalam rangka istidraj. Namun jika pandai
bersyukur, pasti nikmat tumbuh subur, bahkan semakin bertambah dan terus
bertambah. Perbedaan ini bagian dari kemurahan. Sekaligus bagian dari 'kasih
sayang' Allah, keadilan dan keagungan rahmat-Nya. Syukur kepada Allah wajib
dilakukan tuk memenuhi hak ilahiyah, tapi percayalah manisnya akan dirasakan
juga oleh masyarakat di sekitar kita.
Sumber :
Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 62 : Seseorang Yang Tak Pandai Bersyukur, Kenikmatan Akan Segera Kabur, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.