Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Recent Comments

Al Hikam 64 : Jangan Remehkan Pertolongan Allah

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb   

 “Tanda seorang murid yang dungu adalah saat melakukan kesalahan ia malah bilang (sambil dongkol): ‘seandainya yang saya lakukan itu salah maka tak mungkin saya diberi pertolongan oleh Allah. Mungkin saya juga semakin jauh dari Allah! Tapi nyatanya nggak ada apa-apa, kan!”

“Maka ketahuilah (kata Ibnu Athaillah) bahwa pertolongan Allah, sekecil / sebesar apapun itu, kadang malah tak dirasa oleh kita”
“Diam saja dan tak bereaksi saat dirinya jauh dari Allah, itu sama halnya dengan membiarkan nafsu sendiri lepas dan jadi liar!”.

Tema Hikam kali ini seperti sebuah ajakan; ajakan agar kita mau introspeksi diri, agar bisa rasakan keberadaan Allah setiap waktu. Fokus tema ini menekankan pembenahan kualitas diri secara keseluruhan. Maka kita perlu tahu definisi tentang Murid: siapakah ia sebenarnya?

Makna “Murid” disini tak seperti yang biasa dipaham. Biasanya murid itu identik sebagai orang yang ingin dirinya jadi baik. Tapi ini bukan! Murid, kata Ibnu Athaillah, adalah orang-orang yang memperbaiki dirinya dan istikamah melangkah dijalan yang benar karena ingin dekat dengan Allah.

Dua definisi ini hampir mirip, tapi sebenarnya tak mirip. Definisi yang kedua lebih mendalam, sebab ia fokus pada pengharapan ridha Allah.

Ibnu Athaillah menyebutkan, ada beberapa penyakit hati yang sering melanda hamba-hamba-Nya. Satu diantaranya adalah sifat suka “meremehkan”. Contoh: suatu hari Anda melakukan kesalahan fatal, tidak Shalat, misalnya. Ini berarti Anda telah melanggar satu aturan syariat Allah.

Dalam angan-angan Anda, semestinya Anda sekarang sudah celaka kena hukum / adzab Allah, lantaran melanggar syariat Allah tadi. Tapi ternyata, sekian hari dan sekian bulan berjalan, Anda masih tetap sehat. Kondisi badan Anda fit dan tak kurang satu hal pun.


Pikiran negatif Anda lalu berkata; "kalo melanggar sedikit itu gak apa-apa. Seandainya itu salah, pasti Allah langsung menegor saya". Nah, disitulah letak penyakitnya. Meremehkan syariat sebenarnya satu tanda dari kerasnya hati. Jangan biarkan hati Anda begitu.

Hati yang keras biasanya akan berefek memunculkan hal negatif. Seandainya Anda tak keras hati, tentu efeknya tidak akan seperti itu. Jika hati Anda lemah lembut, biasanya Anda akan merasa takut pada Allah. Hati yang lembut selalu merasa khawatir mau berbuat dosa.

Orang yang hatinya selalu ingat Allah, maka ia akan selalu coba menghadirkan Allah dalam hidupnya. Lihat QS 8:2 berikut :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

Contoh lain: saat Anda merasa nyaman dengan berbagai kenikmatan-kenikmatan dunia, lantaran Anda adalah orang yang taat beribadah kepada Allah, biasanya Anda akan tenang-tenang saja. Merasa bahwa nikmat yang Anda miliki itu akan langgeng untuk selama-lamanya. Intinya, Anda merasa aman.

Nah, sifat hati macam ini juga punya efek bahaya, sebab ia akan selalu berharap nikmat yang dimilikinya itu akan kekal selamanya. Jika suatu ketika Allah mencabut kenikmatan tersebut dari Anda, mungkin pikiran pertama kali Anda adalah penolakan keras atau perlawanan.

"Saya ini seorang ahli ibadah yang tekun. Bagaimana mungkin harta saya hilang? Ini tak mungkin terjadi pada saya!", keluh hati Anda. Hal macam ini telah Allah jelaskan sejelas-jelasnya dalam QS 17:83 berikut :
Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.

Maka berhati-hatilah saat hati Anda mulai terikat dengan kenikmatan dunia. Hidup kaya boleh-boleh saja, asal hati tak terikat pada kekayaan itu. Kenikmatan yang hilang terenggut, jangan buat diri Anda pesimistis. Sebab, kata al-Quran, tak ada satu hal baik pun dalam sifat pesimis.

Sikap manusia kadang sering menyalahkan kejadian / bencana buruk yang dialami sebagai hal negatif. Padahal itu adalah takdir dari Allah. Perhatikan ayat QS 11:9-10, yang menjelaskan sifat-sifat tamak manusia.
( 9 )   Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.
( 10 )   Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: "Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku"; sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga,

Padahal jika hati itu baik, maka ia akan selalu bersyukur saat mendapat nikmat, atau bersabar saat dapat cobaan buruk. Maka inti yang terpenting terletak pada motivasi diri Anda! Sering-seringlah mengajak hati Anda berfantasi positif, dengan cara ingat Allah. Semakin sering Anda mencoba praktek, maka akan semakin besar kesempatan Anda untuk mendekat kepada Allah sang Pencipta Alam. Amin..

Jangan pernah coba-coba punya pikiran yang macam-macam dan tak perlu, sebab itu akan berakibat buruk dibelakang hari. Arahkan ia pada hal-hal positif.


Sumber :

Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 64 : Jangan Remehkan Pertolongan Allah, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.

Recent Posts :