Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb
“(Ternyata ada) sekelompok orang yang sengaja ditakdirkan Allah untuk jadi pengabdi setia-Nya”.
“Ada juga kelompok yang khusus Allah jadikan sebagai pecinta setia-Nya.”
“Kepada masing-masing
kelompok, Kami berikan kemurahan Tuhanmu, dan kemurahan Tuhanmu (sekali-kali)
tak dapat dihalang-halangi siapapun” (QS al-Isra [17]: 20)
Kali ini bahasannya adalah tentang kelompok umat Islam.
Bahwa mayoritas Muslim, kata al-Buthi, terbagi dalam dua kelompok besar. Dua
kelompok inilah yang akan jadi penentu kemajuan Islam di semua pelosok penjuru
dunia, di negara Islam maupun yang non-Islam.
Lalu siapakah dua kelompok penentu yang dimaksud?
Jawabannya, sebagaimana penjelasan tema dimuka tadi.
Pertama, adalah
kelompok yang ditakdirkan untuk jadi pengabdi setia Allah. Allah menyebut
mereka dalam QS 47:7
"Hai orang-orang
mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan
meneguhkan kedudukanmu."
Mengabdi pada Allah bisa diartikan mengabdi untuk kemajuan
dan kemaslahatan agama Islam. Mereka adalah orang-orang yang gigih menegakkan
Syariat. Mereka juga bersemangat membangun pendidikan Islam, mencerdaskan
generasi muda. Berjuang bagi tegaknya amar makruf nahi munkar, dan lain-lain.
Nah, status kelompok ini adalah mayoritas Muslim yang ada di
dunia ini. Di Indonesia, mereka ini seperti ormas FPI, HTI, NU dan lain-lain.
Kedua, adalah
mereka yang ditakdirkan untuk jadi pecinta sejati Allah. Aktivitas utama mereka
adalah ibadah khusyuk pada Allah semata. Saking cintanya pada Allah, sebagian
mereka bahkan ada yang sampai lupa kehidupan dunia, lupa keluarga, apalagi
masyarakat sekitarnya.
Mereka hanya sibuk dzikir dan tadabbur bukti-bukti kekuasaan
Allah, dan lain-lain. Nah, kelompok kedua ini jumlahnya minoritas dan hanya
segelintir saja. Para pecinta sejati Allah ini diabadikan dalam QS 2:165
"Dan diantara manusia
ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.
Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka
melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya,
dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)."
Atau Hadis Nabi berikut: “Tidaklah
sempurna iman seorang, hingga ia mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi
siapapun” (HR Imam Ahmad).
Mereka itu adalah para Waliyullah pilihan. Contoh mereka di
Indonesia seperti para ulama, pengasuh pesantren dan pendidik agama di
desa-desa.
Dua kelompok itu juga punya tugas masing-masing yang
sama-sama mulia bagi Allah. Lalu pertanyaannya, kenapa Allah menakdirkan umat
Muslim jadi dua kelompok kayak demikian? Apakah hikmah dibalik itu semua? Nah,
disini kekuasaan Allah terbukti. Allah sengaja menakdir kehidupan sedemikian
rupa, agar kondisi umat Islam tetap seimbang.
Sebagian bertindak sebagai penjaga keamanan dan keutuhan
umat Islam, dengan menegakkan syariat Islam dan ber-amar makruf nahi munkar.
Sedang sebagian lain bertugas mengisi iman hati umat yang haus akan nikmat
Islam, serta tak henti-henti menuntun umat kejalan yang benar.
Coba bayangkan, andainya tokoh-tokoh / orang-orang penting
negeri ini jadi penegak amar makruf nahi munkar semua? Apa jadinya kondisi
negeri ini? Atau umpama tokoh panutan / orang-orang penting negeri ini jadi
sufi dan pendiam semua, yang hanya sibuk dengan berdzikir dan ibadah saja? Kalo
semua berubah drastis kayak gitu, lalu siapa yang akan menjaga stabilitas
negeri ini? Siapa pula yang akan menjaga keamanan umat Islam?
Maka, kita sangat beruntung punya Front Pembela Islam (FPI)
di negeri ini, yang banyak berjasa menjaga ketentraman ibadah kaum Muslim. Kita
juga beruntung punya panutan Kiai dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), yang
berjasa menyadarkan generasi muda pada ajaran-ajaran agamanya.
Meski penganut Islam negeri ini adalah mayoritas, tapi itu
tak akan menjamin kita bisa hidup tentram di negeri Indonesia tercinta ini. Sebab,
musuh penghancur umat Islam kadang malah tumbuh dari tubuh umat Islam sendiri.
Di Indonesia hal macam ini malah lebih parah lagi. Muncul yang namanya aliran
Syiah, Ahmadiyah, Islam Liberal, dan lain-lain. Mereka itu seperti duri tajam
yang menancap kuat dalam daging. Bahaya!
Pesan seorang ulama muda: “Selama setan masih ada dan
berkeliaran, maka tugas kita sebagai penegak kebenaran harus tetap eksis
berjuang,” Tak perlu ada kebencian ataupun negative thingking, tak boleh ada
rasa curiga apalagi permusuhan antar sesama Muslim.
Coba renungkan seksama ayat QS 49:12 berikut
"Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari
purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang."
Maka kita juga harus ikut berkecimpung duduk bersama dua
kelompok tadi. Atau paling tidak, kita jangan ganggu aktivitas mereka
masing-masing. Semua problem dan kejadian yang terjadi diseluruh belahan bumi,
semua murni adalah takdir Allah. Kita juga harus jaga kelangsungan hal itu. Sebab
semua kejadian pasti ada hikmah ilahi yang menyertainya.
Sumber :
Pesantren Sidogiri@sidogiri
http://chirpstory.com/li/247928
Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 66 : Muslim Terbagi Dalam Dua Kelompok Besar, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.