Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Recent Comments

Al Hikam 67 : Perlu Usaha Ekstra Untuk Memperoleh Warid

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb

"Warid selalu saja datang tiba-tiba, agar hamba tidak mudah merasa, ia didapat karena hasil jerih payah usahanya".

Semua orang, kata Al-Buthi, bisa mendapatkan warid, hanya mendapatkan itu melalui usaha ekstra dalam ibadah atau memang ada persiapan khusus. Maka menurut paparan Al-Buthi, warid tidak diperoleh melalui usaha apapun. Sekhusyuk apapun ia ibadah, belum tentu warid didapat. Kalaupun ia mendapatkannya, sungguh hal itu harus dibaca sebagai anugerah. Tidak pantas kita merasa berhak lantaran taat dalam ibadah.

Oleh sebab itu, sering kali warid datangnya tiba-tiba. Tidak bisa dikaitkan dengan totalitas serta loyalitas seseorang dalam melaksanakan ibadah. Karena loyal dan total dalam ibadah itu hak Allah (sebagai Khalik) sekaligus kewajiban bagi kita sebagai hamba.

Adapun warid, sekali lagi ialah anugerah, Allah berhak memberikannya kepada siapa saja, sekehendak-Nya. Tanpa tendensi apapun. Jika seseorang merasa hatinya lebih lunak untuk menjauhi larangan dan merasa ringan diajak ibadah, belum tentu itu yang dimaksud warid. Sebab perasaan bisa mengendalikan nafsu hingga tidak mudah berbuat yang dilarang bisa diperoleh setelah seseorang istikamah dalam ibadah.

Sedangkan apa yang dimaksud warid di sini lebih berupa bisikan yang menyentil hati seseorang, hingga ia sadar setelah lupa. Atau setelah mendapat bisikan itu, hatinya lebih lunak, yang bawaanya selalu ingin maksiat, tiba-tiba taat.

Warid ini lebih pas digambarkan pada seorang PSK yang mendadak khusyuk dan menjadi hijaber tanpa rencana dan perkiraan sebelumnya. Atau seorang bandar narkoba yang tiba-tiba rajin ke musolla, rajin ibadah tanpa ada rancangan dan pemikiran ke arah itu sebelumnya. Maka kian marak beribu-ribu orang berduyun menyatakan taubat, dibawa oleh hidayah-Nya, tanpa basa basi sebelumnya.

Bahwa jalan hidayah itu lebih sering diperoleh bukan melalui proses belajar, justru hidayah yang kemudian menuntutnya belajar banyak hal. Jika kita intip sejarah, maka banyak kisah tokoh yang semula terjerembab ke jurang kelam, pada akhirnya menemukan jalan terang.

Ada Fudhail bin Iyadh, setelah tiupan warid berhembus ke dalam hati, kukuhnya dinding nyaris diterobosnya di malam hari. Abdullah bin al-Mubarak, ia merasakan bisikan suara memekik telinga yang tau-tau hal itu adalah jalan waridnya untuk memperoleh hidayah. Bisyr al-Hafi, berteriak histeris setelah mendapati warid hingga tanpa sadar ia menyusuri malam dengan telanjang kaki.

Bahkan kita bisa lihat beberapa orang di Eropa, Amerika move on meninggalkan kekufuran lalu memeluk Islam. Ini juga tersebab warid, yang kita yakin tak terfikir di benak mereka sebelumnya untuk lebih jauh mengenal bahkan memeluk Islam.

Lantas jika memang warid itu anugerah dari Allah diberikan sekehendak-Nya, maka dosa apa yang menyebabkan seseorang tidak mendapatkan? Al-Buthi menjelaskan bahwa naluri keimanan seseorang menjadikannya berhak mendapat warid, hanya prosesnya beragam dan berbeda-beda.

Model pendidikan yang ditempuh seseorang memiliki peran dalam terjadinya perbedaan ini. Meski setiap orang bebas menentukan pilihan. Sekali lagi yang membedakan adalah model tarbiyah yang membentuk suatu peradaban sehingga mempengaruhi naluri keimanan yang fitri. Orang yang dibentuk oleh lingkungan, sehingga ia mudah melakukan dosa menyebabkan ia terhalang mendapatkan warid. Namun orang yang tumbuh di lingkungan penuh kearifan akan sigap dan tanggap menerima datangnya warid yang tak berkesudahan.

Sumber :
Pesantren Sidogiri@sidogiri
http://chirpstory.com/li/248111

Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 67 : Perlu Usaha Ekstra Untuk Memperoleh Warid, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.

Recent Posts :