Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb
"Siapa yang selalu menjawab segala pertanyaan, menceritakan segala yang telah disaksikan dan mengungkapkan segala apa yang diketahui, maka ketahuilah bahwa yang demikian itu, pertanda kebodohan orang tersebut."
Dari kalam hikmah di atas. Ibnu Athaillah menyimpulkan tiga
tanda, jika terlihat pada diri manusia, menunjukkan akan kebodohannya. Sebetulnya,
satu saja dari tiga tanda itu sudah cukup pertanda kebodohan seseorang. Namun,
nampaknya untuk langkah kehati-hatian. Ibnu Athaillah membuat standar tiga
tanda itu, harus sama-sama ada pada diri manusia.
Pertama:
seseorang yang terlihat tak ada keraguan sama sekali dalam menjawab setiap apa
yang ditanyakan.
Artinya, dia selalu spontan dalam menjawab berbagai
permasalahan yang diajukan, tanpa ada keraguan sama sekali. Kok bisa dikatakan
tanda kebodohan hal yang sedemikian? Iya, karena keterkaitan masalah yang
ditanyakan sebetulnya sangatlah kompleks dan luas yang mencakup pada sesuatu
yang wujud. Berupa hal yang terlihat, terdengar, tercium dan bahkan yang
ternalar oleh akal pikiran. Sedangkan poin penting dalam sebuah pertanyaan
adalah mencari tahu dengan sesuatu yang masih belum diketahui.
Sebetulnya pertanyaan hanyalah berkaitan dengan hal-hal yang
masih majhul, belum diketahui. Sedangkan jawaban, tidaklah mencakup kecuali
pada bagian-bagian yang bisa terdeteksi atau diketahui akal manusia saja. Oleh
karenanya, tidak mungkin manusia bisa menjelaskan permasalah yang ditanyakan
dengan mencakup pada segala aspek.
Dan hal yang sudah maklum, bahwa ruang sesuatu yang masih
absourd jauh lebih luas daripada ruang sesuatu yang bisa terjangkau oleh akal. Sesuai dengan firman
Allah QS. Al-Isra', 85
Dan mereka bertanya
kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan
tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit"
Kira-kira apa yang mendorong mayoritas kalangan melakukan
hal semacam ini? Sok tahu, sehingga spontan untuk menjawab ketika ada
pertanyaan. Tak lain faktornya, karena benih sifat sombong masih tertanam pada
dirinya, menganggap dirinya pintar dan berpengetahuan luas. Padahal, model
semacam ini negatif efeknya sangat besar, yaitu menimbulkan munculnya sifat
bohong, khianat riya' dsb.
Kedua: Tanda yang
menunjukkan kebodohan seseorang adalah biasa menceritakan apa yang telah
disaksikan kepada orang lain.
Maksudnya, ia menceritakan rahasia-rahasia batin yang
mestinya disimpan dan disembunyikan yang memang tidak boleh diketahui oleh
orang lain. Di samping itu, karena tidak sedikit hal-hal yang diberitakan
kadang memancing emosi atau permusuhan di kalangan masyarakat. Baik hal
dimaksud adalah termasuk suatu yang terpuji di mata mereka, atau pun tercela. Karena
apa pun isi beritanya, jika memang dapat meresahkan masyarakat, maka tidak
boleh diekspos pada khalayak.
Sedangkan yang ketiga:
adalah selalu menceritakan keadaan dirinya, baik sisi kebaikan atau pun
kejelekannya.
Maksudnya bagaimana ini? Bukankah menceritakan nikmat adalah
perintah dalam al-Quran? Seperti dalam QS. al-Dhuha: 11.
"Dan terhadap nikmat
Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan."
Kalau menceritakannya karena memang bentuk syukur atas
keagungan nikmat Allah yang telah diterima, it is oke. Namun, jika karena
tujuan ingin disanjung, dimuliakan, dihormati atau dingakat derajatnya. Ini
yang sangat bahaya dan amat tercela.
Lebih bahaya lagi, ketika menceritakan kesalahan atau
kejelekan yang telah dilakukan kepada orang lain. Jika ia menceritakan
kejelekannya dengan bangga, seakan tak ada dosa baginya. Hal ini sangat bahaya,
bahkan bisa menjerumuskan pada kekufuran. Karena orang yang melakukan
kemaksiatan, lantas ia ceritakan pada orang lain dengan rasa bangga. Dapat
membawannya pada kekufuran. Maka hati-hatilah dengan hal ini Semoga kita bisa
menghindar dari semua sifat-sifat tercela di atas. Amin
Sumber :
Pesantren Sidogiri@sidogiri
http://chirpstory.com/li/248451
Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 68 : Tiga Kebiasaan Yang Mencerminkan Kebodohan, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.