Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb
"Allah sengaja menjadikan alam akhirat sebagai tempat balasan pahala buat seluruh hamba-hamba Allah yang mukmin, sebab akhirat itu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan porsi pahala yang akan diberikan Allah. Pahala mulia mereka hanya pas ada ditempat yang kekal".
Secara bahasa, maksud kata “Jaza’” tadi adalah balasan: baik
berupa pahala dan kebaikan yang sudah Allah siapkan untuk hamba-hamba
pilihan-Nya. Hal-hal yang ada di akhirat tentu tak sepadan dengan yang ada di
dunia. Kenikmatan akhirat itu tak bisa dikhayal, dirasa atau dilihat.
Kenikmatan surga itu tiada tara dan tak bisa tergambarkan
oleh apapun di dunia. Isi dunia ini tak sebanding dengan karunia Allah yang
abadi. Allah sudah siapkan kebutuhan itu semua, khusus buat hamba-hamba-Nya
terkasih. Lihat QS 3:185 berikut
Tiap-tiap yang berjiwa
akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka
sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan.
Nah, sudah jelas kan, bahwa Allah menyiapkan limpahan nikmat
agung-Nya buat orang-orang Muslim hanya untuk dinikmati di akhirat kelak. Allah
sengaja membiarkan orang-orang Muslim hidup sederhana, sedang orang-orang
non-Muslim hidup serba glamor di dunia. Itu sudah takdir Allah.
Seakan kita yang Muslim dibiarkan begitu saja oleh Allah,
sedang mereka yang kafir diberi kekayaan berlimpah. Tapi jangan langsung vonis
"tak adil" kepada Allah ya. Jangan langsung positif thinking! Lalu
bagaimanakah kita harus bersikap? Mengapakah demikian kejadiannya? Apa hikmah
dibalik takdir Allah tersebut? Ada dua hikmah penting yang harus kita ketahui
dari tema dimuka tadi. Tentang kehidupan, bahwa hidup kita pasti punya tujuan
penting.
Hikmah pertama,
bagi yang sudah paham, dunia ini sebenarnya merupakan ladang pahala untuk
dituai hasilnya kelak di akhirat. Kebaikan yang dilakukan di dunia ini juga
bermacam-macam dan terus berkembang setiap waktu, sesuai kadar kemampuan
masing-masing individu hamba. Simpanan pahala yang terus berkembang, tentu tak
muat jika dibalas langsung nyata di dunia. Sempitnya dunia tak akan memadai
pahala-pahala itu. Maka sangat beruntung Allah menyiapkan “surga” bagi kita,
sebab kita akan bisa menikmati sajian-sajian surga sepuas yang diinginkan. Yang
bermaksiat kepada Allah juga demikian. Bagi mereka telah disiapkan “neraka”,
agar balasan siksa mereka setimpal dengan maksiatnya.
Hikmah kedua,
seandainya setiap kebaikan orang Muslim benar-benar dibalas langsung di dunia,
imbasnya nanti mereka malah tak mau akhirat. Orang-orang Muslim akan enggan
menuju akhirat. Mereka akan sibuk menghitung-hitung jumlah kebaikan, plus
pahala yang akan dinikmati secara instan.
Bagi mereka mungkin lebih enak hidup di dunia ketimbang di
akhirat. Tak mustahil pula jika akhirnya mereka malah takut mati. Bahaya nih. Khawatir
nikmat duniawinya akan putus. Orang Muslim kok malah pilih dunia daripada
akhirat? Gak takut kalo akhiratnya hilang? Akibat fatalnya, semua orang Muslim
mungkin tak percaya pada akhirat lagi, atau bahkan tak percaya Allah lagi.
Na'udzubillahi min dzalik
Maka, beruntung sekali Allah menakdirkan dunia ini jadi sebatas
“jalan tol” untuk sekedar dilewati saja. Hal macam ini harus digalakkan. Dunia
itu bukan sebagai rumah atau tempat tinggal permanen. Terbalik jika malah kita
jadikan dunia ini sebagai tujuan utama hidup. Nah, dari dua hikmah tadi,
barangkali Anda sudah paham jika dunia ini hanyalah materi sementara dan akan
rusak sewaktu-waktu
Orang-orang dengan otak normal pasti yakin jika yang kekal
(akhirat) pasti lebih bernilai ketimbang materi yang fana (dunia). Betul kan. Maka
renungkanlah saat Allah menjelaskan macam-macam tipuan dunia, dalam QS
3:196-197
( 196 ) Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh
kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri.
( 197 ) Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian
tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang
seburuk-buruknya.
Renungkan pula perbedaan mencolok antara dunia dengan
akhirat, lihat QS 4:77
Tidakkah kamu
perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah tanganmu
(dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" Setelah
diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan
munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan
lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa
Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan
(kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi?"
Katakanlah: "Kesenangan di dunia
ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa,
dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.
Tadabbur efek negatif jika terlalu bergantung pada dunia, QS
57:20
Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan,
perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang
banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para
petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning
kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan
dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu.
Kesimpulannya, jadikanlah dunia ini hanya sebatas jalan
lewat saja. Tidak lebih. Jangan jadikan dunia sebagai tujuan hidup.
Sumber :
Pesantren Sidogiri@sidogiri
http://chirpstory.com/li/248853
Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 69 : Alam Akhirat Sebagai Tempat Pulang, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.