Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb
"Seseorang yang sejak awal merasakan manis-buah amal, itu pertanda ibadahnya diterima oleh Sang Maha Kekal"
Apa sih yang dimaksud manis-buah amal? Buah amal ibadah
seseorang bisa berwujud penghayatan di dalam hati dan merasa nikmat dengan
ibadah yang dijalani. Maka hamba yang merasakan hal ini disela sembahyang,
puasa dan dzikirnya, menandakan diterimanya amal menurut Ibnu Athaillah.
Ketentaman hati di saat melaksanakan shalat bisa jadi tanda
ibadah shalat kita diterima lo. Ketidak khusyu'an saat menunaikan ibadah bisa
jadi pertanda buruk tidak diterimanya amal. Petikan QS. An-Nahl: 97,berikut
berbicara tentang buah amal...
Barangsiapa yang
mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,
maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan.
Bahwa seseorang yang beramal baik akan dikaruniai
kesejahteraan hidup (hayatan thayyibah). Bagaimana konsep hayatan thayyibah
yang dimaksud dalam ayat di atas? Hayatan thayyibah di sini adalah perasaan
ridha seorang hamba atas semua yang datangnya dari Allah. Menerima penuh
keputusan Allah yang menempatkannya di manapun sesuai kehendak-Nya.
Perhatikan betapa lembut redaksi yang dipilih oleh Ibnu
Athaillah ini, beliau menyebut ketentraman hati adalah buah amal, bukan pahala.
Sebagaimana kita tahu dari bab sebelumnya bahwa pahala dari Allah ditangguhkan
hingga kelak di hari kiamat. Sedangkan buah amal yang termanifestasi dalam
keheningan dan kemareman hati saat beramal, bisa dirasakan sekarang.
Dan keheningan serta kemareman hati dalam ibadah ini
sekaligus menjadi tanda-tanda suatu ibadah diterima oleh-Nya. Ibaratnya,
seorang ayah memotivasi anak untuk rajin belajar agar lulus ujian. Maka buah
kelulusan sebenarnya telah dirasakan sang Ayah. Ayah tahu buah hatinya akan
segera lulus jika mau mengikuti saran dari Ayah untuk semangat dan tekun
belajar.
Maka dari sini kita tahu sebenarnya, betapa kemurahan Allah
tumpah rumah diberikan kepada hamba dengan menunjukkan jalan kebahagiaanya. Begitu
murah anugerah Allah memerintah hamba dengan sesuatu yang membawa kemaslahatan
baginya. Allah yang menunjukkan, Allah pula yang mengganjar.
Maka tanda Allah menerima salat hamba, ia berkonsentrasi
penuh di tengah-tengah munajatnya. Allah juga menjauhkannya dari perbuatan
dosa. Tanda Allah menerima dzikir hamba, tumbuh rasa kesadaran yang total di
dalam hati. Dan dzikir itu tidak sebatas gerakan bibir belaka. Tanda Allah
menerima ibadah Haji seseorang hamba, menjadikannya lepas dari kesibukan
duniawi yang melilit hatinya. Tanda Allah menerima tilawah hamba, menjadikannya
sadar setiap lantunan ayat adalah kalam ilahi, seolah Allah berbicara melalui
ayat-ayat-Nya.
Sumber :
Pesantren Sidogiri@sidogiri
http://chirpstory.com/li/248869
Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 70 : Tanda Diterimanya Amal, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.