Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Recent Comments

Al Hikam 76 : Jangan berilusi, Mari Beraksi



Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wr. wb   


Kita akan membicarakan tentang sikap yang harus diambil dikala kita dirundung perbuatan dosa yang berakibat duka nestapa. Kerap kita dengar seloroh orang yang kerap bermaksiat, "Meski kita selalu berbuat dosa, percayalah ampunan Allah di atas segala-galanya"

Orang yang berkata demikian juga kerap bertendensi pada hadis shahih, "Aku (Allah), tergantung pada dugaan hambaku padaku,"
Sehingga dengan demikian, mereka selalu memiliki praduga bahwa Allah tetap akan mengampuni dosanya, bagaimanapun banyaknya dosa tersebut. Mereka tak merasa risih dengan selalu berbuat dosa sambil berlandaskan hadis tadi. Seakan-akan, hadis tadi hanya dijadikan tameng perbuatan dosanya. Salahkah sikap orang yang demikian itu? Iya salah. Sebab pemahaman dari hadis ini tidak demikian.

Allah sudah pasti akan mengampuni dosa hambanya, sebab Allah memang Maha Pengampun. Tapi ampunan Allah ini harus disertai dengan usaha. Maksudnya, agar dosa ini diampuni oleh-Nya, tak cukup hanya dengan modal praduga saja, tapi harus disertai dengan aksi nyata. Aksi nyata dengan usaha sekuat tenaga meninggalkan segala kemaksiatan, berusaha taat dan menjauhi larangannya. Bertobat dengan sungguh-sungguh.

Aksi nyata itu disertai dengan keyakinan kuat, bahwa Allah akan mengampuni dosanya. Jadi tinggalkan maksiat, bertobat, lalu tawakkal pada-Nya. Hadis tadi jangan dijadikan tameng untuk melegalkan perbuatan dosanya, tapi justru hadis tadi dijadikan penyemangat proses terhadap taubatnya.

Orang yang taubatnya ingin diterima ada 2 macam. Pertama, golongan yang hanya berilusi. Kedua, golongan yang berkasi.
Golongan pertama ingin dosanya diampuni, tapi dia sama sekali tidak memiliki usaha yang kuat untuk keluar dari zona maksiat. Ini hanya ilusi. Golongan pertama ini yang digambarkan di dalam Al-Quran, An-Nisa': 123
“(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.”

Ungkapan bahwa Allah Maha Pengampun bagi golongan yang berilusi hanya dijadikan legalitas untuk berbuat dosa. Toh Allah akan mengampuninya.

Sedangkan golongan yang kedua, dia berkeinginan agar dosanya diampuni, sekaligus dia berusaha sekuat tenaga meninggalkan maksiat. Orang yang seperti inilah yang oleh Allah dijanjikan dosanya terampuni, sebanyak apapun dosa yang dia perbuat.

Bahkan meski dia berbuat dosa berkali-kali, tetap oleh Allah akan diampuni. Asalkan dia benar-benar berusaha sekuat tenaga tinggalkan maksiat. Sedangkan orang sombong, dosanya akan sulit diampuni. Sebab, dia berbuat dosa secara suka rela dan sama sekali tak punya rasa takut pada-Nya.

Perhatikan ayat QS. Al-A'raf:40 berikut ini. Ayat ancaman bagi mereka yang sombong.
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. ”

Jadi, intinya Allah pasti akan mengampuni dosa kita, asalkan kita sungguh-sungguh brrtaubat dan berusaha meninggalkan semua potensi maksiat. Meski akhirnya masih terjerumus ke lembah dosa, ketika bertaubat dosanya pasti akan diampuni oleh-Nya. Sebab Allah Maha Pengampun.

Jangan hanya punya obsesi agar dosa diampuni, tapi obsesi tersebut disertai dengan aksi nyata. Agar tak dicap sebagai orang yang hanya berilusi.

Sumber :
Pesantren Sidogiri@sidogiri
https://chirpstory.com/li/249910



Terima kasih telah membaca artikel Al Hikam 76 : Jangan berilusi, Mari Beraksi, diijinkan untuk menyalin semua yang ada di wastripedia, untuk disebarluaskan.

Recent Posts :